MOJOK.CO – Dua ekonom senior merespon isu merger Grab terhadap GoTo. Ada kecurigaan adanya kekuatan asing yang ingin menguasai pasar ride-sharing di Indonesia.
Pengamat ekonomi digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai jika merger Grab dan Goto terjadi, yang paling dirugikan adalah konsumen. Selain itu Nailul mempertanyakan motif dilakukannya aksi korporasi ini karena tidak ada kebutuhan untuk melakukan penggabungan usaha.
“Kalau merger kan selalu ada kebutuhan ya. Kebutuhannya apa sih. Dulu dua unicorn kita merger karena mau menambah valuasinya. Nah ini yang kita lihat motifnya apa? Kalau merger gimana?” Nailul di Youtube Channel TVonenews. Cuplikan pernyataan kedua ekonom tersebut sendiri merupakan bagian dari obrolan dalam diskusi “Dinamika Industri Ojol” yang disiarkan secara daring di channel YouTube Channel Awalil Rizky, ekonom Bright Institute.
Merger Grab dan GoTo bisa beri dampak buruk dunia usaha dalam negeri
Senada dengan Nailul, pengamat ekonomi dari Segara Institute Piter Abdullah mengkhawatirkan merger akan membawa dampak yang buruk bagi dunia usaha dalam negeri. Ia menyatakan dari 4 pemain besar di industri ini, 3 diantaranya adalah pemain asing dan hanya satu sebagai pemain lokal.
“Dari empat pemain besar itu, satu kita anggap sebagai pemain lokal, tiga itu asing. Dan asing ini dia menguasai pasar global. Yang lokal ini baru nyoba nyeberang, itupun balik lagi. Ini harus diperhatikan benar. Jadi kalo kita bicara tentang pasar, ada kecenderungan (pemain asing ini) untuk menguasai pasar dengan berbagai cara. Dan disini pemerintah harus menjaga posisinya sebagai wasit,” papar Piter.
Menurut Piter penggabungan dilakukan untuk memperluas usaha atau ekosistem seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Namun, penggabungan dua perusahaan ini berada di industri yang sama, bahkan mirip.
“Saya tidak melihat ada kepentingan untuk melakukan konsolidasi. Kalaupun itu ada, itu sangat-sangat sulit untuk dilakukan,” ujarnya. Atas situasi ini Piter menilai pemerintah sudah seharusnya berperan cepat.
Isu merger Goto dan Grab bukan kali ini saja muncul. Kabar tersebut pernah muncul di tahun 2020, dan 2024. Kabar tersebut muncul kembali di awal tahun 2025. (*)
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi