Indonesia dan Prancis secara simbolik menandatangani kerja sama bidang perfilman di Candi Borobudur. Sineas Indonesia, Wregas Bhanuteja, berharap momentum ini menjadi angin segara bagi industri sinema tanah air.
***
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, pada Kamis (29/5/2025) sore. Kunjungan ini menandai babak baru kerja sama ekonomi kreatif antara Indonesia dan Prancis.
Dalam kesempatan tersebut, dengan didampingi Presiden RI Prabowo Subianto, kedua kepala negara menyampaikan joint statement kerja sama yang mencakup beberapa sektor kreatif. Antara lain film, animasi, game, fesyen, dan kriya.
“Saya percaya dan optimis bahwa kemitraan kita akan berlanjut dan menjadi jembatan bagi budayawan, seniman, pelaku ekonomi kreatif, dan semua tokoh masyarakat kedua negara,” ungkap Prabowo dalam pernyataannya.

“Kami juga memiliki semangat yang sama dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sama, toleransi, menghormati warisan budaya dunia, menghormati semua agama dan kepercayaan, semua rasa, semua kelompok etnis,” imbuhnya.
Memandirikan kaum muda melalui industri film
Sementara itu, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa kerja sama bidang industri kreatif dengan Indonesia, salah satunya adalah mengenai industri perfilman. Presiden berumur 47 tahun ini menyebut, kedua negara ingin menjadi lapangan untuk memandirikan kaum muda melalui industri film.

“Ini adalah kemitraan juga untuk anak muda yang inovatif di Prancis dan di Indonesia. Itulah inisiatif yang telah diluncurkan yang akan terus dikembangkan di bidang perfilman,” ujar Macron.
Ia menjelaskan, kerja sama baru ini dijalin salah satunya dengan La Femis–sekolah film nasional Prancis–untuk bidang pelatihan, penyebarluasan, serta produksi. Menurutnya, kemitraan ini bertujuan membangun dan membina model pendanaan suatu dunia perfilman yang tidak hanya tergantung pada model-model besar di Prancis.

Lebih jauh, kerja sama juga bakal dilakukan di bidang pelestarian budaya. Pariwisata yang merupakan warisan dunia dan museum Indonesia akan dikerjasamakan melalui Indonesian Heritage Agency dengan Centro de Monuments Nationaux.
“Kebudayaan dan industri kreatif yang berada di inti masyarakat kita dan hadir di sini ada beberapa wakil ternama dari masyarakat tersebut,” ucap Macron.
Kerja sama Indonesia-Prancis, angin segar industri sinema Tanah Air
Menanggapi kerja sama ini, sineas asal Jogja, Wregas Bhanuteja berharap momentum ini menjadi angin segara industri sinema tanah air. Ia berharap nantinya bakal ada lebih banyak kerja sama di bidang film, yang tentunya dapat membantu para sineas untuk berkembang.
“Misalnya dalam hal development script. Saya berharap nantinya makin banyak laboratorium script yang bisa kita kerja samakan agar skenario para sutradara bisa lebih bagus,” ungkapnya kepada Mojok, saat ditemui seusai acara.

Hal lain yang bisa membantu perkembangan film tentunya adalah pendanaan. Wregas menjelaskan, di Prancis ada Aid aux cinemas du monde (CNC), yakni dana hibah selektif yang diberikan kepada perusahaan produksi film yang berdiri di negara tersebut.
“Harapan saya relasi Indonesia dengan CNC makin erat, karena akan memberikan peluang dalam hal pendanaan kepada rumah produksi yang potensial untuk membuat film berkualitas.”
Lebih dari itu, Wregas juga berharap adanya koproduksi yang membuka peluang kerja sama antara produser Indonesia dengan Prancis. Dengan adanya koproduksi, Indonesia bisa bekerja sama dalam hal aktor, kru film sampai fasilitas pasca produksi.
“Sehingga kualitas film kita akan makin meningkat ke depannya,” tutupnya.
Reporter: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza