ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
13 Mei 2025
0
A A
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.

Tongseng Enthog Pak Badi Kudu, lokasinya yang agak tersembunyi tak menyurutkan orang-orang untuk menikmati masakan khas di warung ini. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Ngomongin kuliner asal Kudus, soto kudus atau sate kerbau mungkin ada dalam urutan pertama yang muncul dalam ingatan di kepala. Kemudian ada nasi pindang, lentog tanjung, dan jenang kudus. Tongseng Enthog Pak Badi, bisa jadi adalah kuliner tersembunyi di Kudus yang nggak boleh dikesampingkan.

***

Sebuah pesan singkat datang dari Kepala Suku Mojok, Puthut EA, saat saya dan teman-tema tengah dalam perjalanan ke Kudus. Ia meminta saya menulis satu kuliner khas Kudus. Pesannya, jangan menulis sate kerbau, itu sudah sangat biasa. Ia meminta saya menulis rica-rica mentok. Mentok, entok, enthog, merujuk pada jenis unggas yang sama. Hanya tiap daerah punya penamaan sendiri.

Pada kunjungan kerja ke Kudus ini sebenarnya saya mengincar satu kuliner Kudus yang juga jarang disebut, semur kutuk. Ini kuliner yang bahan utamanya ikan gabus. Beberapa kali ke kota ini, menu ini selalu terlewat karena lokasinya yang agak jauh dari pusat kota. 

“Saranku, ke Tongseng Enthog Pak Badi, jelas enak,” di tengah kebingungan kami menentukan tempat makan, Mas Irul, sopir kami menyebut nama sebuah warung. Memang bukan rica-rica mentok seperti yang Mas Puthut mau, tapi ia menjamin bahwa tongseng enthog yang ia rekomendasikan nggak akan mengecewakan.

Tongseng Enthog Pak Badi yang tersembunyi, habis dalam 5 jam

Lokasi Warung Enthog Pak Badi <yoastmark class=

Rica-rica mentok sudah sering saya makan. Setiap ke Kutoarjo, sebuah kota kecamatan di Kabupaten Purworejo, rica-rica entok di alun-alun selalu jadi jujugan saya. Di Yogyakarta bagian utara, Entok Slenget Kang Tanir jadi tujuan, sedangkan Rica Mentok Supermen di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Jogja kadang jadi hampiran saya ketika melintas di jalan tersebut tengah malam.

Saya termasuk orang yang percaya, kalau mau tahu tempat kuliner enak di sebuah kota, tanya saja sama sopir. Apalagi sopir itu punya pengalaman lintas kota. Meski rekomendasi dari Mas Irul cukup meyakinkan, tapi tetap saja saya ada sedikit keraguan setelah tidak menemukan banyak ulasan tentang warung ini. 

Namun, lagi-lagi Mas Irul meyakinkan, Tongseng Enthog Pak Badi meski lokasinya mblusuk dan tergolong hidden gem, olahan mentok-nya enak. Karena tempatnya yang hidden itu juga membuat Mas Irul lupa-lupa ingat dengan lokasinya. 

Setelah sempat kebablasan, kami akhirnya berhenti di depan sebuah gang gapura bertuliskan “Musholla Khoirul Muttaqin”. Di sampingnya ada satu plang kecil bertuliskan Enthog Pak Badi. 

Setelah berjalan sekitar 5 menit, kami sampai di warung. Waktu saat itu menunjukkan pukul 13.30. Rupanya kami jadi rombongan yang beruntung karena pesanan kami adalah pesanan terakhir sebelum warung ini kehabisan menu. 

“Ini sebenarnya sudah mau habis, cuma karena kami menunggu pelanggan yang sudah pesan jadi belum tutup,” kata salah seorang pelayan saat kami ingin menambah pesanan. 

“Paling jam dua sudah habis,” kata Endro Waluyo (33). Rupanya dia adalah penerus dari warung Tongseng Enthog Pak Badi. 

Tungku yang digunakan untuk merebus enthog hingga empuk MOJOK.CO
Menu di Warung Enthog Pak Badi terkenal karena dagingnya yang empuk. Rahasianya ada di tungku yang digunakan untuk merebus enthog. (Agung PW/Mojok.co)

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus terenak di Pantura

Tak lama setelah kami datang, rombongan yang ditunggu-tunggu Endro akhirnya tiba. Dari seragam dan obrolan, kelihatannya mereka guru-guru yang pulang mengajar. 

Kami berlima kemudian memesan dua porsi enthog goreng, empat tongseng enthog, dan satu enthog bumbu sate. 

Kami yang sudah kelaparan, dan cuaca yang cukup panas segera mengganyang mentok yang kami pesan. Kuahnya agak bening, meningatkan saya pada Soto Kadipiro. Selain daging enthog, satu mangkuk tongseng berisi kubis, tomat, daun bawang. Pedas merica dan cabe jadi satu. Kalau masih kurang pedas, ada sambel terpisah yang disediakan. 

“Di tengah gempuran masakan Kudus sing cenderung manis, tongseng ini semacam oase, ada rasa gurihnya pedas, aroma rempahnya juga, mantap,” kata Aly, wartawan Mojok mengomentari tongseng enthog yang ia makan. 

Aly menambahkan, kuah tongseng yang ia sruput bukan hanya memunculkan rasa gurih, tapi juga membuat hangat tenggorokan dan tubuh. Tak heran ia banjir keringat. “Ini daging enthognya empuk, terutama tongsengnya, ini adalah olahan enthog panturanan terenak yang yang aku coba,” kata Aly, wartawan yang asli Rembang ini yakin. 

Empuk dan gurih, enthog gorengnya jadi idola

Enthog goreng yang gurih dan empuknya nagih MOJOK.CO
Enthog goreng yang gurih dan empuknya nagih. (Agung PW/Mojok.co)

Enthog bumbu sate tak kalah membuat penasaran kami. Potongan daging bebek yang sudah digoreng, disiram bumbu sate seperti kecap, potongan bawang merah, potongan cabe, dan taburan merica bubuk di atasnya. 

Namun, selain tongseng enthog yang enak, kami sepakat enthog gorengnya adalah menu yang nggak boleh dilewatkan. Dina dan Kenia, dua karyawan Mojok yang ikut serta sepakat bahwa enthog gorengnya juara. “Gurih, empuk, terus meski digoreng tapi nggak berminyak,” katanya. 

Saya juga ketagihan dengan enthog gorengnya. Sayangnya, saat kami akan menambah menu tersebut, ternyata sudah habis. Sungguh kecewa. Saya sempat ngintip dapur dan melihat beberapa karyawan sedang menyiapkan potongan daging bebek. 

“Itu untuk persiapan, besok, Mas,” kata Endro memberi penjelasan. Saya juga melihat tungku dengan kayu bakar di bagian luar warung. Rupanya ini rahasia kenapa daging enthog di sini sangat empuk. 

“Mulai rebus jam 3 pagi, proses merebusnya sekitar 3 jam. Setelah itu persiapan lainnya, sampai kemudian buka. Jam 14.00 biasanya habis, kadang sebelum itu habis. 

Enthog warisan bapak dan jadi modal touring sang anak

Kami kemudian duduk dan ngobrol tentang tongseng enthog warisan ayahnya yang ia kelola. Ia membenarkan, di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus dari dulu memang terkenal menu rica-rica enthog-nya. Yang ia tahu, sebelumnya tidak ada yang menyajikan mentok dalam bentuk tongseng. 

Endro Waluyo, penerus Warung Enthog Pak Badi Kudus. (Agung PW/Mojok.co)

“Almarhum, bapak itu dulu awalnya jualan angkringan, ya nasi kucing, gorengan, wedang jahe. Baru tahun 2005, bapak mulai jualan tongseng enthog,” katanya. Ia juga tidak tahu persis, apa alasan ayahnya tidak menjual rica-rica enthog seperti kebanyakan warung lain. 

Ide jualan yang beda ini nggak langsung ramai, baru di tahun 2009, warung ayahnya jadi terkenal. Ia tidak ingat persis, ramainya karena apa, tapi ia ingat tahun itu, warung ayahnya ramai. Ia yang saat itu masih duduk di SMK, kadang ikut membantu ayahnya di warung. 

“Tiap minggu gajian, saya pakai untuk modal touring,” kata anak bungsu dari dua bersaudara terbahak.

Selepas lulus pada 2010, Endro tidak punya keinginan bekerja di luar kota seperti kakak sulungnya. Ia sudah telanjur nyaman di Kudus. Endro juga masih asyik dengan hobinya touring motor ke berbagai daerah. 

Karena setiap saat membantu ayahnya di warung, lulusan SMK Jurusan Mesin Industri ini kemudian tahu soal seluk belum tongseng enthog. Ia kemudian meneruskan warung tersebut, ketika ayahnya meninggal beberapa tahun silam.

Sate enthog, menu tidak biasa di Warung Pak Badi. (Agung PW/Mojok.co)

Kami cukup beruntung menikmati Warung Tongseng Enthog Pak Badi, sehari sebelum tutup karena memasuki bulan Ramadan. Warung ini libur cukup panjang hingga kembali buka selama selepas Lebaran Ketupat, sebuah tradisi di Kudus yang berlangsung sekitar sepekan setelah Idul Fitri. 

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Setia Mengolah Soto Kerbau di Tengah Maraknya Kuliner Kekinian di Kudus, Sebab Kerbau Jadi Perekat Kerukunan

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2025 oleh

Tags: enthoggoyang lidahkudusKulinerKuliner Mojoktongseng enthog pak badi
Iklan
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Perempuan Muda Kudus Penyambung Aspirasi Akar Rumput melalui Konten TikTok.MOJOK.CO
Sosok

Bellinda Birton, Pemimpin Muda Penyambung Aspirasi Masyarakat Kudus Lewat Konten TikTok

28 April 2025
Kudus, RSLH.MOJOK.CO
Ragam

Impian Rumah Layak Pemulung Tunanetra di Kudus yang Kini Menjadi Kenyataan

25 April 2025
92 Warga Kudus Menerima Bantuan RSLH, Harapan Tempat Tinggal Nyaman yang Akhirnya Terwujud.MOJOK.CO
Sosial

92 Warga Kudus Menerima Bantuan RSLH, Harapan Tempat Tinggal Nyaman yang Akhirnya Terwujud

24 April 2025
Pemain MilkLife Shakers di JSSL Singapore. MOJOK.CO
Olah Raga

Tangis Pesepak Bola Putri Asal Kudus di Turnamen JSSL Singapore, Harumkan Nama Bangsa di Ajang Internasional

22 April 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Upaya Merawat Candi Borobudur di Magelang agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi. MOJOK.CO

Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perjalanan biksu Thudong dari Thailand ke Candi Borobudur. MOJOK.CO

Cerita Seorang Muslim Ikut Menyambut Biksu Thudong di Candi Borobudur, Seperti Melihat Kyai Melaksanakan Ibadah Haji

15 Mei 2025
Pengalaman malu-maluin pertama kali naik kereta api (KA) eksekutif dari Stasiun Tugu Jogja MOJOK.CO

Pertama Kali Naik Kereta Api Eksekutif: Sok Kaya Berujung Norak dan Malu-maluin, Kena Tegur karena Gondol Selimut KAI

20 Mei 2025
Perayaan Waisak di Candi Borobudur. MOJOK.CO

Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat

18 Mei 2025
Tertipu lowongan kerja (loker) palsu di Kalideres, Jakarta Barat MOJOK.CO

Tergiur Loker Gaji Besar di Kalideres Jakarta Barat, Uang Jutaan Ludes buat Jaminan Berakhir Terlantar di Ruko Kosong

19 Mei 2025
Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Tetangga tentang Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang.MOJOK.CO

Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Orang Tua soal Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang Tetangga

16 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »