Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Coba-coba Jadi Kurir Senjata Tajam untuk Gangster Semarang (Kreak), Memang Cuan tapi Jiwa Raga Tak Aman

Ilham Rasyid FS oleh Ilham Rasyid FS
25 Juni 2025
0
A A
Coba-coba menjadi kuris senjata tajam untuk gangster Semarang (kreak), kapok diburu intel MOJOK.CO

Ilustrasi - Coba-coba menjadi kuris senjata tajam untuk gangster Semarang (kreak), kapok diburu intel. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Faktanya di Semarang ternyata, ada “pekerjaan” menjual senjata sajam untuk digunakan para gangster untuk beraksi di jalanan.

Saya tumbuh dan besar di sebuah daerah di Semarang yang lingkungannya amat akrab dengan gangster. Tawuran antargeng jadi pemandangan sehari-hari yang saya hadapi.

Bahkan, sayapun pernah mencari uang dari para gangster itu: menjual senjata tajam untuk mereka gunakan sebagai senjata. Tapi itu dulu sekali.

Tercetus ide jual senjata tajam untuk gangster di Semarang

Di kampung ibu saya di Semarang, saya berteman dekat dengan remaja-remajanya, yang punya kebiasaan nongkrong dari malam hingga subuh. Dari situ, kami lantas membentu komunitas yang kami namai secara asal: Pemuda Tersesat, beranggotakan sembilan orang.

Di antara kami, ada satu teman yang punya “keahlian ngeri”. Yakni membuat beragam model senjata tajam untuk aksi tawuran. Dari situ, tiba-tiba saja terbersit ide untuk mengolahnya sebagai bisnis: jual senjata tajam untuk para gangster di Semarang.

Kami bersembilan berbagi tugas. Dari produksi, keuangan, hingga mencari pelanggan (admin). Saya dan dua teman lain kebagian menjadi kurir–pengantar senjata tajam ke kelompok gangster yang memesan.

COD di tempat aman

Tidak butuh waktu lama ternyata bagi kami untuk mendapat konsumen. Ada beberapa aturan yang kami terapkan dalam proses transaksi. Salah satu yang paling penting adalah harus COD di tempat aman.

Kendati di tempat aman, kami tetap harus was-was. Oleh karena itu, saya dan dua teman lain yang mengantar senjata tajam ke sebuah kelompok gangster Semarang itu harus berbagi tugas lagi: dua orang bertugas COD, satu yang lain memantau dari jauh. Memastikan ada polisi atau tidak dan ada hal-hal membahayakan kami atau tidak.

Jujur dalam proses transaksi itu saya sangat waswas. Ya takut ada polisi, takut juga misalnya terjadi situasi buruk yang membuat kami justru dikeroyok gangster.

Momen kedua menjadi kurir senjata tajam untuk gangster Semarang pun masih sama. Saya tidak bisa menyembunyikan rasa gentar dalam diri saya. Proses transaksi membuat jantung saya berdegung kencang sekali. Beragam bayangan atas setiap situasi buruk terus berkelebat di benak saya.

Lari dari kejaran intel

Benar saja. Momen kedua itu menjadi momen yang amat buruk.

Seusai melakukan transaksi dengan gangster Semarang, seorang teman yang bertugas memantau mengabari kalau ada satu intel yang sedari kami datang terus mengawasi.

Sebelum intel itu meringkus kami, kami langsung tancap gas meninggalkan lokasi. Si intel tersebut lantas mengejar kami.

Dalam situasi penuh kepanikan itu, kami blusuk ke jalan-jalan sempit agar bisa lolos dari kejaran. Sepanjang dua jam itu kami melarikan diri, sejauh mungkin, sesulit mungkin terdeteksi. Dan kami akhirnya bisa benar-benar lolos dari kejaran intel.

Keputusan berhenti menjadi kurir senjata tajam ke gangster Semarang

Saya sebenarnya masih aktif di komunitas meski telah mengalami situasi menegangkan.

Namun, saya tidak bisa berbohong. Saya lebih sering diserang cemas berlebihan. Takut sewaktu-waktu kena ringkus. Seiring itu, saya sadar sepenuhnya bahwa pekerjaan itu tidak ada benar-benarnya sama sekali.

Tak butuh waktu untuk merenung lama, saya akhirnya memutuskan berhenti menjadi kurir senjata tajam untuk para gangster di Semarang. Saya mau masa depan saya jauh lebih baik dari itu.

Tulisan ini diproduksi oleh santri program Santri Mojok berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta. 

Penulis: Ilham Rasyid Fa Sa’dan

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Ngerinya Kehidupan Desa di Jombang, Harta-Nyawa Bisa Lenyap Kapan Saja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2025 oleh

Tags: gangster semarangkreakkreak semarangSemarang
Iklan
Ilham Rasyid FS

Ilham Rasyid FS

Artikel Terkait

Ujian warga plat K seperti Rembang yang merantau di Semarang MOJOK.CO
Ragam

Orang Plat K Harus Hadapi Banyak Derita kalau Merantau di Semarang, Benar-benar Penuh Drama

22 Mei 2025
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi kembalikan status Bandara Jendral Ahmad Yani Semarang jadi internasional MOJOK.CO
Kilas

Bandara Ahmad Yani Semarang kembali Berstatus Internasional, Jadi Peluang Ekonomi bagi Jawa Tengah

27 April 2025
Sesal seorang anak: lolos UTBK-SNBT di universitas negeri di Semarang tapi nggak pernah kuliah, bohongi ibu hingga jatuh sakit MOJOK.CO
Kampus

Sesal Seorang Anak: Lolos UTBK tapi Males Kuliah hingga DO, Cuma Bisa Minta Uang Terus sampai Ibu Sakit-sakitan

23 April 2025
Pengalaman tak menyenangkan pertama kali ke Semarang: dirampok di Terminal Terboyo MOJOK.CO
Catatan

Pengalaman Tak Menyenangkan Pertama Kali ke Semarang, Baru Turun Bus Langsung Jadi Target “Pemalakan” Tanpa Belas Kasihan

20 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Petani Biasa: Bertani adalah Laku Hidup, Bukan Sekadar Profesi

Bukan Petani Biasa: Bertani adalah Laku Hidup, Bukan Sekadar Profesi

26 Juni 2025
MLSC.MOJOK.CO

Olin, Predator Mungil Asal Kotabaru yang Siap Menjadi Marselino Baru di Masa Depan

23 Juni 2025
Pakai Sepeda Mahal Ratusan Juta demi Gagal Secara Bermartabat MOJOK.CO

Akhirnya Saya Tahu Alasan Orang Beli Sepeda Mahal Sampai Ratusan Juta: Gagal Finish, tetapi Setidaknya Gagal Secara Nyaman dan Bermartabat

22 Juni 2025
BLDF beri bantuan alat pembakaran sampah (insinerator) ramah lingkungan untuk dua desa di Kudus MOJOK.CO

Membakar Sampah Residu dengan Tetap Ramah Lingkungan Ala Kudus, Biar Tak Numpuk di TPA

24 Juni 2025
Terbiasa inapkan motor di penitipan terminal, sekali nitip di parkiran stasiun berujung menyesal kena tarif inap mahal MOJOK.CO

Biasa Titip Motor di Penitipan Terminal, Sekali Inapkan Motor di Parkiran Stasiun Langsung Nyesel Berhari-hari karena Tarif Inap

25 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »