Stasiun Lempuyangan jadi stasiun yang diandalkan di Jogja selain Stasiun Tugu. Stasiun kelas besar tipe B ini menjadi tempat keberangkatan dan kedatangan kereta api antar kota kelas campuran dan ekonomi lintas selatan Jawa, aglomerasi, dan Commuter Line Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan jadi andalan bagi jutaan orang tiap tahunnya. Melansir Tempo, sepanjang 2024 ada 1.530.851 penumpang melakukan keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan Jogja, sementara penumpang turun di stasiun ini mencapai 1.515.197 orang.
Mengingat kondisinya yang sering padat, di Stasiun Lempuyangan ada beberapa aturan supaya tidak terjadi kekacauan. Hanya saja, bagi mereka yang masih asing dengan Stasiun Lempuyangan, sebenarnya ada beberapa aturan tidak tertulis lain supaya perjalanan semakin nyaman.
#1 Jangan pesan ojol di depan pintu kedatangan penumpang stasiun
Pintu kedatangan penumpang Stasiun Lempuyangan Jogja berbatasan langsung dengan jalan raya, Jalan Lempuyangan. Itu mengapa, titik ini biasanya begitu padat. Ada penumpang yang baru keluar stasiun, kendaraan yang menjemput penumpang, ojek pangkalan yang menawarkan jasa, hingga pengguna jalan yang sekadar lewat. Ruwet pokoknya.
Itu mengapa, disarankan untuk memilih titik penjemputan lain ketika memesan ojol atau transportasi online. Jangan tepat di depan pintu kedatangan. Alasan lain, ojol biasanya tidak mau mengambil pesanan di depan Stasiun Lempuyangan demi menghindari gesekan dengan ojek pangkalan.
Banyak penumpang yang keluar dari Stasiun Lempuyangan Jogja berjalan ke arah barat terlebih dahulu baru memesan ojol. Biasanya, penumpang menuju pertigaan Jalan Lempuyangan yang salah satu cabangnya mengarah ke arah pasar (Jalan Hayam Wuruk). Titik ini banyak dipilih karena cukup dekat dari pintu kedatangan penumpang yang berada di ujung barat Stasiun Lempuyangan.
Baca halaman selanjutnya: Jemput atau drop off penumpang harus sat-set…