ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Saya Ogah ke Lawang Sewu Semarang, meski Tempatnya Benar-benar Ikonik

Ayu Lestari Sipayung oleh Ayu Lestari Sipayung
2 Desember 2024
A A
Alasan Saya Ogah ke Lawang Sewu Semarang, meski Tempatnya Benar-benar Ikonik

Alasan Saya Ogah ke Lawang Sewu Semarang, meski Tempatnya Benar-benar Ikonik (Irfan Bayuaji via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau jalan-jalan ke Semarang, Lawang Sewu ini pasti ada di daftar pertama yang bakal dikunjungi. Setidaknya yang terpikir di kepala lah, misalnya tak dikunjungi.

Lawang Sewu Semarang memang seikonik itu. Bangunan bersejarah, penuh mitos, ditambah katanya sih keren banget buat foto-foto. Tapi jujur, buat saya, Lawang Sewu itu cuma tempat yang bikin pusing dan capek. Alasan saya? Banyak!

Gini lho, setiap kali saya ke Lawang Sewu, rasanya kayak masuk ke tempat yang lagi ada konser, padahal cuma tempat wisata biasa. Orang-orang berkerumun di mana-mana. Dari anak-anak muda yang lagi cari spot foto sampai turis yang bawa kamera gede kayak wartawan, semua numpuk di situ. Saking ramainya, kadang susah banget buat nikmatin bangunan yang katanya megah itu. Bukannya nambah enjoy, malah makin stres! Saya lebih milih tempat wisata yang sepi-sepi aja. Dapat foto bagus, tenang, bisa lebih nyaman. Nggak kayak di Lawang Sewu yang bikin badan serasa dipenuhi orang terus.

Selain perkara keramaian, saya masih punya banyak alasan kenapa Lawang Sewu Semarang tak menarik buat saya.

Daftar Isi

  • Harga tiket Lawang Sewu Semarang yang mikir dua kali
  • Semakin komersial, semakin hilang keasliannya
  • Kesan mistis Lawang Sewu yang berlebihan
  • Kemacetan dan parkir yang bikin stres
  • Bosan dengan keramaian yang nggak ada habisnya

Harga tiket Lawang Sewu Semarang yang mikir dua kali

Kalau soal tiket masuk, nih, jangan tanya deh. Tiket ke Lawang Sewu itu lumayan mahal buat ukuran wisata yang ramai dan terkesan biasa aja. Bayangin aja, cuma buat masuk dan liat-liat bangunan yang dulunya digunakan buat kantor kereta api, kita udah harus bayar harga tiket yang bisa dipakai buat beli makan enak di luar. Kalau saya sih, mending pakai duit itu buat jalan-jalan ke tempat lain yang lebih murah, yang nggak perlu antre lama-lama dan nggak ada kerumunan manusia. Cuma buat foto di depan pintu besar itu? Mungkin next time aja lah.

Ya bener, cuman 20 ribu tiketnya kalau dilansir dari Kompas. Tapi ya nggak worth aja menurut saya harus bayar segitu hanya untuk berdesakan dan nggak bisa menikmati apa-apa.

Semakin komersial, semakin hilang keasliannya

Lawang Sewu dulunya adalah bangunan bersejarah, yang seharusnya punya cerita dan nilai sejarah yang tinggi. Tapi sekarang, semua jadi serba komersial. Di setiap sudut bangunan, ada toko suvenir yang jual barang-barang yang nggak ada bedanya, padahal tempat ini adalah peninggalan sejarah. Jadi, yang ada, malah jadi tempat jualan daripada tempat yang punya cerita penting.

Saya lebih suka tempat-tempat wisata yang tetap mempertahankan keasliannya. Nggak perlu banyak toko-toko yang bikin tempat itu jadi kayak mal. Saya pengen suasana yang lebih otentik, yang bisa bawa saya ke masa lalu, bukan yang penuh dengan barang dagangan.

Kesan mistis Lawang Sewu yang berlebihan

Mungkin sebagian orang tertarik sama cerita mistis yang berkembang di Lawang Sewu. Katanya sih, ada penampakan hantu di sana sini. Tapi saya nggak terlalu tertarik soal itu. Bagi saya, sejarah dan arsitektur bangunan yang unik itu udah cukup buat jadi daya tarik. Kenapa harus ditambah-tambahin cerita mistis yang nggak penting? Apalagi banyak banget yang bikin cerita horor cuma buat menarik perhatian pengunjung.

Kalau soal mistis, saya lebih suka tempat yang beneran punya nilai sejarah atau budaya yang dalam, bukan tempat yang cuma jadi panggung buat cerita hantu-hantuan.

Kemacetan dan parkir yang bikin stres

Udah dong, soal yang satu ini. Lawang Sewu emang tempat wisata populer, tapi yang bikin saya ogah banget ke sana adalah macetnya. Gimana nggak, kalau lagi weekend atau musim liburan, jalanan menuju Lawang Sewu Semarang itu bisa macet parah. Parkirnya juga nggak ada yang memadai. Mau parkir jauh, antre panjang, atau bahkan nggak bisa parkir sama sekali. Rasanya kayak stress seumur hidup.

Ditambah lagi jalanan yang sempit dan padat, perjalanan menuju tempat wisata ini malah jadi sebuah ujian kesabaran. Padahal, kalau saya ke tempat wisata yang lebih sepi, saya bisa lebih leluasa menikmati waktu tanpa harus mikirin parkir atau macet.

Bosan dengan keramaian yang nggak ada habisnya

Keramaian memang bagian dari tempat wisata yang populer, tapi kalau udah kebanyakan, rasanya jadi bikin capek mental. Lawang Sewu itu selalu ramai, bahkan di hari biasa. Dulu, saya pernah datang waktu hari kerja, tapi tetap aja penuh dengan pengunjung. Apalagi kalau long weekend, wah, jangan harap deh bisa nikmatin bangunan itu tanpa harus antri berjam-jam buat ambil foto. Saya sih lebih suka tempat wisata yang bisa dinikmati dengan tenang, tanpa harus berdesakan dengan ribuan orang.

Jadi, itu dia alasan saya kenapa ogah banget ke Lawang Sewu Semarang lagi. Meskipun tempat ini terkenal, tapi bagi saya, nggak ada yang istimewa. Kadang, kita harus pintar-pintar pilih tempat wisata yang lebih sesuai dengan keinginan dan kenyamanan diri sendiri. Bagi saya, tempat yang tenang, nggak terlalu ramai, dan punya nilai sejarah yang asli jauh lebih menarik daripada tempat yang penuh komersialisasi dan keramaian yang bikin capek.

Kalau kamu masih pengen ke Lawang Sewu, ya silakan. Tapi buat saya, cukup deh.

Penulis: Ayu Lestari Sipayung
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Gedung Birao Tegal, Kembaran Lawang Sewu Semarang yang Bernasib Sial

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Desember 2024 oleh

Tags: lawang sewuSemarangtempat wisata
Ayu Lestari Sipayung

Ayu Lestari Sipayung

Menulis adalah hobi.

ArtikelTerkait

Kota Semarang Membuat Banyak Orang Salah Paham (Unsplash)

6 Fakta Keliru Terkait Semarang yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

19 Maret 2024
Stasiun Glenmore Banyuwangi Menyingkap Kenangan dan Potensi yang Terlupakan (Dokumen pribadi penulis)

Stasiun Glenmore Banyuwangi: Menyingkap Kenangan dan Potensi yang Terlupakan

9 Juni 2023
Jangan Berkendara di Tembalang kalau Nggak Kuat Mental Mojok.co

Jangan Berkendara di Tembalang kalau Nggak Kuat Mental

27 November 2023
Orang Ungaran Pilih Mengaku Asli Semarang karena Malu Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan

Orang Ungaran Pilih Mengaku Asli Semarang karena Malu Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan

8 Maret 2024
Menjadi Warga Kabupaten Semarang Nggak Mudah, Hanya Orang Tangguh yang Sanggup Tinggal di Sana

Menjadi Warga Kabupaten Semarang Nggak Mudah, Hanya Orang Tangguh yang Sanggup Tinggal di Sana

16 Oktober 2023
Jadi Mahasiswa Unissula Kayaknya Berat Banget, Kena Banjir, Macet, Banyak Truk Besar, Ngeri!

Jadi Mahasiswa Unissula kayaknya Berat Banget, Kena Banjir, Macet, Banyak Truk Besar, Ngeri!

21 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Air Mineral Kemasan, Aqua Masih Jadi Juara Bertahan

Kasta Air Mineral Kemasan, Aqua Masih Jadi Juara Bertahan

23 Juni 2025
Cece Itu Kota dan Estetik, Mbak Kampungan Jawa Medok (Unsplash)

Fenomena Panggilan “Mbak” Berubah Jadi “Cece” Karena Terdengar Lebih Lucu, lebih Kota, dan Lebih Estetik

22 Juni 2025
Bisnis Playground di Daerah: Solusi untuk Orang Tua, Sumber Cuan yang Tak Akan Kering untuk Pemiliknya

Bisnis Playground di Daerah: Solusi untuk Orang Tua, Sumber Cuan yang Tak Akan Kering untuk Pemiliknya

20 Juni 2025
Orang INFJ Jangan Tinggal di Perbatasan Batang dan Pekalongan kalau Mau Tetap Waras

Orang INFJ Jangan Tinggal di Perbatasan Batang dan Pekalongan kalau Mau Tetap Waras

23 Juni 2025
Shopee dan Kebijakan Absurd-nya: Niatnya Membantu, tapi Malah Bikin Penjual Menggerutu

Seller Shopee Mulai Frustrasi dengan Tekanan Biaya Admin yang Mencekik, tapi Tak Bisa Pergi Begitu Saja

26 Juni 2025
Kak Ros "Upin Ipin" Memenuhi Standar sebagai Menantu Idaman dari Kacamata Mertua Mojok.co

Kak Ros “Upin Ipin” Memenuhi Standar sebagai Menantu Idaman dari Kacamata Mertua

24 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=XDExnIZaM7s

DARI MOJOK

  • Pertama Kali Lamar Kerjaan dari Job Fair di Surabaya, Nggak Nyangka Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan di Jepang
  • Bukan Petani Biasa: Bertani adalah Laku Hidup, Bukan Sekadar Profesi
  • PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!
  • Sudah Nggak Zaman Jualan Romantisasi Jogja Pake Kenangan dan Kenyamanan, Saatnya Jualan Jogja sebagai Kota yang Bisa Bikin Kamu Sehat dan Bugar
  • Ikuti Kata Guru BK Kuliah Teknik Sipil biar Keren, Rela Abaikan Minat Hati Berujung Nyesel karena Rumit dan UKT Sengsarakan Orangtua
  • Kuliah di Jurusan “Kebal Pengangguran”, Begitu Lulus Malah Susah Cari Kerja karena Ijazahnya Dianggap Tak Laku

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »