Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Anak Laki-laki Menyebut Penis Itu Hal Wajar, Orang Dewasa Nggak Usah Kaget

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
12 Juli 2022
A A
Anak Laki-laki Menyebut Penis Itu Hal Wajar dan Bagian dari Edukasi Seks, Orang Dewasa Nggak Usah Kaget Terminal Mojok

Anak Laki-laki Menyebut Penis Itu Hal Wajar, Orang Dewasa Nggak Usah Kaget (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu materi edukasi seks yang bisa diajarkan pada anak sejak dini adalah dengan mengajari anak menyebut organ intimnya seperti penis dan vagina dengan penyebutan yang seharusnya.

Beberapa hari yang lalu, saat rumah saya lagi ramai karena ada beberapa anggota keluarga yang datang berkunjung, terjadi satu insiden ngeri-ngeri menegangkan. Saya yang sedang memakaikan celana kepada anak saya, nggak sengaja membuat kulit penis anak saya nyangkut di ritsleting celananya.

Gimana reaksi anak saya? Tentu saja kesakitan, dong. Karena kesakitan, anak saya teriak, “Mamak, penisku, penisku…”

Setelah teriak, dia menangis. Ajaibnya, dalam keadaan nangis, anak saya masih sempat protes ketika ada salah satu anggota keluarga yang bilang, “Auuu, terpotongmi burungnya.”

Anak saya menjawab, “Ini penis, bukan burung!”

Nah, lho! Awkward nggak tuh? 

Kita yang sudah masuk usia dewasa saat ini sejak kecil memang sudah didoktrin bahwa penis itu burung. Saya sendiri belum tahu bagaimana asal mula fenomena itu. Yang saya tahu, saya—dan mungkin kalian juga—nggak dibiasakan mengucapkan alat kelamin sebagaimana mestinya.

Perihal penis, ketika diucapkan di depan umum, akan dianggap kurang sopan. Makanya ada kata-kata halus untuk menggantikan penis, salah satunya burung. Lebih jauh, edukasi seks juga dianggap sebagai sesuatu yang masih tabu untuk dibicarakan.

Dulunya saya juga termasuk yang nggak begitu peduli dengan penyebutan burung untuk penis. Saya telanjur menganggap fenomena tersebut sebagai sesuatu yang lumrah dan nggak perlu digugat kebenarannya.

Saya baru menyadari kekeliruan tersebut setelah menjadi seorang ibu. Lebih tepatnya, ketika saya sudah menjadi ibu dan mulai mencari tahu materi edukasi seks sejak dini untuk anak.

Saya adalah ibu dari satu anak laki-laki yang saat ini usianya empat tahun. Entah terbilang telat atau nggak, tetapi sejak beberapa bulan yang lalu, saya dan suami mulai membiasakan anak kami untuk menyebut alat kelaminnya dengan penis alih-alih burung. Tujuannya untuk saat ini agar dia terbiasa mengenal anggota tubuhnya sebagaimana mestinya.

Saya dan suami mengajaknya berdiskusi mengapa penis nggak bisa disebut burung. Alasan utamanya tentu saja karena burung adalah makhluk hidup yang bisa terbang, sedangkan penis adalah bagian dari anggota tubuh, sama seperti mata, telinga, kaki, dan lain-lain.

Penis nggak bisa dan nggak akan pernah bisa terbang. Pun termasuk anggota tubuh yang nggak bisa disentuh oleh sembarangan orang, termasuk oleh mereka yang selalu menjadikan “potong burung” sebagai bahan lelucon untuk mengusik anak kecil.

Ada yang bilang materi seperti itu terlalu berat untuk diajarkan kepada anak. Padahal nggak juga. Toh, kita pun sudah begitu fasih mengenalkan kepala, pundak, lutut, dan kaki, kepada anak-anak. Iya, kan? Dalam hal tertentu, orang dewasa kadang meremehkan anak kecil. Makanya para penjahat selalu dapat protes dari Shiva.

Dalam praktiknya, saya merasa malah lebih mudah membiasakan anak mengenal penis sebagai anggota tubuh dibandingkan menjelaskan kepada sebagian orang dewasa, kenapa anak perlu diberi edukasi seks sejak dini.

Terkadang, dalam pikiran sebagian orang dewasa, edukasi seks itu terbatas dalam hal ngewe doang. Padahal nggak gitu juga, keleeeusss.

Materi edukasi seks itu kan luas. Saat diajarkan kepada anak pun, sudah ada tahapan sesuai rentang usia. Kayak anak saya itu, diajarin mengenal alat kelaminnya sesuai nama yang sebenarnya, sudah termasuk edukasi seks.

Saya dan suami mengenalkan anak pada edukasi seks juga bukan semata karena pengin dibilang orang tua yang keren, tetapi lebih kepada pengin jadi bestie-nya anak, yang bisa jadi teman berbagi cerita ketika nanti anak mengalami banyak hal dalam tubuhnya saat memasuki masa remaja. Dengan kata lain, biar anak nggak canggung, sungkan, atau bahkan takut saat nanti ia mau membahas perihal organ reproduksinya. Jangan kayak kami—orang tuanya—yang bingung mau nanya ke siapa saat mulai merasakan ada perubahan di beberapa anggota tubuh saat memasuki masa remaja.

Lebih jauh, kami juga penginnya anak kami memahami batasan anggota tubuh yang nggak boleh disentuh sembarangan. Biar dia bisa terhindar dari pelecehan seksual, bukan cuma sebagai korban, tetapi juga sebagai pelaku.

Perihal edukasi seks itu juga penting dikenalkan bukan cuma untuk anak perempuan, anak laki-laki juga harus dikenalkan. Sudah seharusnya konsep menjaga tubuh sendiri dan menghormati tubuh orang lain dikenalkan pada anak perempuan maupun anak laki-laki.

Membahas edukasi seks untuk anak memang banyak topiknya. Saya bukan seorang pakar, saya adalah seorang ibu yang melalui tulisan ini cuma mau bilang: anak menyebut penis itu bukan sesuatu yang asing. Memang sudah sewajarnya begitu, kok. Jadi, nggak perlu merasa kaget atau awkward kalau ada anak laki-laki yang menyebut penis sebagai anggota tubuhnya, ya, Tsayyy.

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ngilu! Meski Tak Bertulang, Penis Patah Bisa Terjadi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2022 oleh

Tags: anak laki-lakiedukasi sekspenis
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Review Film 'Di Bawah Umur', Edukasi yang Justru Ngadi-ngadi terminal mojok.co angga yunanda dilan milea dua garis biru

Review Film ‘Di Bawah Umur’, Edukasi yang Justru Ngadi-ngadi

26 November 2020
Pernyataan Komisioner KPAI Adalah Bukti bahwa Negara Kita Krisis Edukasi Seks

Pernyataan Komisioner KPAI Adalah Bukti bahwa Negara Kita Krisis Edukasi Seks

24 Februari 2020
Plis ya, Obrolan Pengalaman Seks dan Edukasi seks Itu Hal yang Berbeda!

Plis ya, Obrolan Pengalaman Seks dan Edukasi Seks Itu Hal yang Berbeda!

14 Juni 2022
Benarkah Penis Bisa Patah Terminal Mojok

Ngilu! Meski Tak Bertulang, Penis Patah Bisa Terjadi

11 Juli 2022
masih banyak perempuan indonesia yang takut periksa ke dokter kandungan mojok.co

Demi Tuhan, Ternyata Banyak Sekali Perempuan Indonesia Takut Periksa ke Dokter Kandungan

25 September 2020
Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Malam Ramadan, Edukasi Seks di Pesantren dengan Ngaji Qurrotul Uyun

14 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Buleleng, Bali. Tempat di mana Desa Bengkala berada. (Unsplash.com)

Desa Bengkala di Bali: Surga Bagi Penyandang Tunarungu dan Tunawicara

Adegan Tutup Mata di Sinetron: Romantis Kagak, Cringe Iya

Adegan Tutup Mata di Sinetron: Romantis Kagak, Cringe Iya

Scaling Gigi: Perawatan Gigi Paling Penting, tapi Kerap Diabaikan

Scaling Gigi: Perawatan Gigi Paling Penting, tapi Kerap Diabaikan

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Semua Orang Benci Toyoya Fortuner dan Pajero Sport, Sampai Mereka Mencobanya Sendiri

Toyota Fortuner Memang Biadab dan Bikin Pengendara Terpacu Ugal-ugalan, Bikin Saya Kesulitan Bertanggung Jawab

17 Juni 2025
Derita Wajah Nggak Good Looking: Nganggur, Susah Cari Kerja (Unsplash)

Derita Punya Wajah Kurang Good Looking: Dari Kehilangan Percaya Diri hingga Berakhir Pengangguran Selama 8 Bulan

21 Juni 2025
Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan Mojok.co

Dosen Pembimbing Serba ACC Itu Menyebalkan: Skripsi Memang Jadi Lancar, tapi di Sidang Bakal Dihajar!

17 Juni 2025
Amanda Brownies, Kiblat Brownies di Indonesia (Unsplash)

Amanda Brownies Masih Tetap yang Terbaik dan Kini Menjadi Kiblat Brownies di Indonesia

15 Juni 2025
Parkiran Bus Senopati, Biang Kerok Kemacetan Jalan Panembahan Senopati Jogja Mojok.co

Parkiran Senopati Wujud Hobi Pemerintah Jogja Membiarkan Masalah, Dibiarkan Saja bak “Bom Waktu” yang Merepotkan Banyak Orang

15 Juni 2025
5 Barang yang Bikin Indomaret Lebih Unggul daripada Warung Madura yang Buka 24 Jam

5 Barang yang Bikin Indomaret Lebih Unggul daripada Warung Madura yang Buka 24 Jam

18 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet
  • Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »