ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Berbicara dengan Logat Timur yang Langsung Disangka Papua

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
27 Juni 2019
A A
orang timur

orang timur

Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia merupakan negara besar. Terdiri dari pulau-pulau. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote. Sangat jelas dinyanyikan dalam salahsatu lagu kebangsaan kita.

Kita selalu membagi Indonesia menjadi dua bagian. Indonesia Timur yang pembangunannya tertinggal dan Indonesia Barat yang pembangunannya jauh lebih maju dari Indonesia Timur.

Terlalu banyak stereotip yang diberikan kepada orang timur—menyama ratakan. Ada yang bilang kalau orang timur itu pasti keriting dan kulitnya hitam eksotis. Padahalkan tidak semua juga seperti itu. Banyak juga yang bukan orang timur tapi rambutnya keriting kulitnya eksotis. Lagian orang timur juga banyak yang putih. Rambutnya juga banyak yang rambut jatuh tagulug-gulung. Karena penampilannya yang terkesan “sangar”, orang timur disangkanya kasar. Kalau saya bilang mah tidak seperti itu. Jangan karena ada lelaki yang mematahkan hatimu terus kau anggap semua laki-aki itu bajingan. Kalaupun ada, itu pasti ulah oknum. Sekarang itu apa-apa pake kata “oknum” biar aman.

Ada lagi yang bilang katanya kalau di timur itu pembangunannya belum semaju di bagian Jawa sana. Padahal kan, eh, memang iya sih kayaknya.

Dari sekian banyak stereotip yang disematkan kepada orang timur, ada satu yang menurut saya banyak orang salah persepsi. “Orang timur itu pasti Papua”. Saya kurang tau kapan stereotip ini mulai ada. Tapi untuk diketahui, timur itu bukan cuma Papua.

Saya paham kenapa kalau bicara tentang orang timur, pasti yang ada di benak kebanyakan orang adalah Papua. Papua memang pulau paling timur Indonesia. Hal itu juga didukung dengan konspirasi tayangan televisi. Kalau ada FTV atau sinetron yang menampilkan tentang orang timur, kebanyakan pasti si orang timur ini dari Papua.

Padahal timur itu bukan hanya sebatas Papua saja. Sulawesi, Ambon, Halmehara NTT, NTB, itu juga termasuk Indonesia timur. Bahkan Bali pun itu adalah bagian dari Indonesia Timur.

Karena stereotip ini, begitu ada orang berbicara dengan menggunakan logat timur, disangkanya pasti dari Papua. Sebut saja Arie Kriting, salah satu stand up comedian. Dengan persona timurnya—rambut keriting, kulit eksotis, logat timur—dia disangka oleh banyak orang berasal dari Papua. Padahal Arie Kriting ini berasal dari Wakatobi, salah satu tempat yang terkenal dengan terumbu karangnya. Dan tempat itu bukan ada di Papua sana, tapi di Sulawesi. Masih banyak stand up comedian lain yang disangka dari Papua karena berlogat timur. Misalnya saja Raim Laode dari Sulawesi dan juga Abdur dari Nusa Tenggara Timur.

Saya takutnya nanti Sultan Hasanudin juga dikira dari Papua. Apalagi dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur” yang cukup ketimuran melekat padanya. Kan bahaya kalau salah satu pahlawan nasional ini dikira dari Papua hanya karena dia orang timur. Bisa-bisa sesat nanti pengetahuan sejarah kita. Untuk yang belum tau, Sultan Hasanudin itu dari Sulawesi Selatan.

Sebenarnya, dari penggunaan logat saat berbicara saja sudah beda—bisa dideteksi. Masing-masing orang timur mempunyai khas daerahnya masing-masing saat berbicara. Tidak semua orang timur berbicara seperti kalian mendengar orang Papua bicara. Tapi karena ini adalah tulisan, saya sulit mencontohkannya. Jadi saya akan menjelaskan dalam penulisan saja—kursus kilat berbicara dengan logat timur.

Dalam beberapa kata, kebanyakan orang timur mempunyai penyebutan yang sama. Misalnya kata “kamu” menjadi ko, kata “saya” menjadi sa, “dia” menjadi milik orang lain da. Dalam beberapa kata yang lain, kita juga mempunyai perbedaan. Misalnya ada yang bilang kata “punya” menjadi  pu saja, “sudah” menjadi su atau so, ada juga yang menyebutnya dengan lengkap tanpa disingkat. Di beberapaa daerah, ada yang namanya kata seru, seperti kata ji dan kune (dari Sulawesi) yang biasanya (tidak selalau) diucapkan di akhir kalimat.

Seperti itu kurang lebih persamaan dan perbedaan kalau dituliskan. Tapi kalau dalam berbicara, logat yang digunakan sangat berbeda. Perlu diketahui, logat timur berbeda dengan bahasa daerah. Kalau bahasa daerah, itu lain lagi.

Ada cerita dari teman, tentang orang Jawa yang mendengarkan orang timur berbicara dengan logat timur dan dikira sedang berbicara dengan menggunakan bahasa daerah. Itu bukan bahasa daerah, tapi “Bahasa Indonesia” yang terkontaminasi sama logat ketimuran. Sama halnya orang Jakarta yang bicara “Bahasa Indonesia” menggunakan lu-gue dan kata-kata dengan ejaan yang tidak disempurnakan. Atau bahkan dicampur dengan bahasa asing seperti literally dan which is. Rezim macam apa ini, bahasa aja diimpor.

Jadi, Sa kasi tau korang. Orang timur itu ada juga yang dari Sulawesi dengan Ambon kune, bukan ji cuma Papua.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: malukuOrang Timurpapuastereotipsulawesi
Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

#KitaSemuaBersaudara

Mewujudkan #KitaSemuaBersaudara Dalam Realita

21 Agustus 2019
Benarkah PNS Nggak Ngapa-ngapain ketika WFH Terminal Mojok

Benarkah PNS Nggak Ngapa-ngapain ketika WFH?

24 Juli 2022
Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Terjebak Stereotip, Kuliah Jadi Makin Berat Mojok.co

Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Terjebak Stereotip, Kuliah Jadi Makin Berat

4 November 2023
gereja katolik indonesia gereja katolik papua konferensi waligereja indonesia mendiamkan kekerasan di papua pembunuhan pendeta yeremia intan jaya mojok.co

Mengapa Gereja Katolik Indonesia Mendiamkan Kekerasan pada Umatnya di Papua?

11 Desember 2020
5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata Terminal Mojok

5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata

13 Maret 2022
Nestapa Hidup di Pulau Luang Kabupaten Maluku Barat Daya

Nestapa Hidup di Pulau Luang, Sebuah Pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya yang Saking Kecilnya Sampai Nggak Kelihatan di Peta

14 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
3 Tips Menghindari Kerugian Belanja di Minimarket dari Mantan Pegawainya terminal mojok.co

Menanggapi Tulisan 'Indomaret Lebih Baik Daripada Alfamart' Tidak Perlu Baper

ikan asin

Pertempuran Ikan Asin Antara Hotman Paris dan Galih Ginanjar

pms

Kiat-Kiat Sederhana Menghadapi Para Perempuan PMS

Terpopuler Sepekan

Kuli Bangunan Licik Bikin Pemilik Rumah Rugi Bandar, Material Bangunan hingga Upah Dimanipulasi Semua Mojok.co

Kuli Bangunan Licik Bikin Pemilik Rumah Rugi Bandar, Material Bangunan hingga Upah Dimanipulasi Semua

13 Juni 2025
Banjarnegara, Daerah “Pendiam” yang Saking Diamnya Tenggelam oleh Ketenaran Dieng

Banjarnegara, Daerah “Pendiam” yang Saking Diamnya Tenggelam oleh Ketenaran Dieng

13 Juni 2025
Jalan Batikan Umbulharjo, Jalan Lurus yang Mematikan: Siang Hari Teduh, Malam Hari Dipenuhi Gondes Mabuk Kebut-kebutan

Jalan Batikan Umbulharjo, Jalan Lurus yang Mematikan: Siang Hari Teduh, Malam Hari Dipenuhi Gondes Mabuk Kebut-kebutan

12 Juni 2025
Jatinangor, Disukai Sekaligus Dibenci Mahasiswa

Panduan Memilih Angkutan Umum di Jatinangor bagi Calon Mahasiswa Baru, Beda Warna Beda Tujuan!

9 Juni 2025
Pengalaman Naik Kapal Pelni Menuju Banda Neira: Berkawan dengan Kecoa, dan Berakhir Memahaminya

Pengalaman Naik Kapal Pelni Menuju Banda Neira: Berkawan dengan Kecoa, dan Berakhir Memahaminya

10 Juni 2025
BEM Unesa Gerombolan Mahasiswa Malas Kerja, Cuma Cari Muka (Ardhan Febriansyah via Wikimedia Commons)

BEM Unesa Hanyalah Gerombolan Mahasiswa yang Malas Kerja, Sekali Kerja Malah Cuma Cari Muka

8 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran
  • Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan
  • Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun
  • Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo
  • Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »