ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

5 Hal yang Harus Kamu Lakukan Ketika Menemukan Barang di Jepang

Nurjanah oleh Nurjanah
30 April 2023
A A
5 Hal yang Harus Kamu Lakukan Ketika Menemukan Barang di Jepang

5 Hal yang Harus Kamu Lakukan Ketika Menemukan Barang di Jepang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika menemukan barang di Jepang, mending lakukan hal-hal berikut. Ketimbang nanti didatangi polisi dan diinterogasi!

Menemukan barang di jalan atau di suatu tempat, bagi sebagian orang dianggap sebagai rezeki nomplok. Sebab, barang yang ditemukan tersebut bisa menjadi hak milik si penemu. Hal ini tidak hanya berlaku di negara-negara berkembang, bahkan di negara maju seperti Amerika pun demikian.

Akan tetapi beda halnya dengan negara Jepang. Umumnya, orang di Jepang tidak mengambil barang yang mereka temukan.

Uniknya, menurut data Kepolisian Pusat Tokyo Metropolitan tahun 2021, laporan penemuan barang lebih banyak dibandingkan dengan laporan kehilangan. Ini berlaku untuk barang-barang seperti surat-surat obligasi yang bisa diperbaharui, pakaian, payung, perangkat elektronik, tas, perhiasan/aksesori, dan kamera. Lain halnya dengan dokumen, dompet dan handphone, di mana jumlah yang kehilangan lebih banyak dibandingkan dengan yang melaporkan, meskipun selisihnya cenderung kecil. Seperti dompet selisihnya sekitar 3%, handphone sekitar 7%, tetapi untuk dokumen sedikit lebih tinggi, selisihnya mencapai sekitar 15%.

Saya sendiri sudah hampir 10 tahun tinggal di Jepang karena studi, dilanjutkan program postdoc, sampai kemudian menikah. Dan selama hampir 10 tahun itu pula sudah beberapa kali saya menemukan barang yang tergeletak di pinggir jalan. Di Jepang, ada lima hal yang harus kita lakukan ketika menemukan barang, berikut di antaranya:

Daftar Isi

  • #1 Menggantungkan barang di dekat tempat jatuhnya
  • #2 Membiarkan barang di posisinya
  • #3 Mengejar pemilik barang untuk mengembalikannya
  • #4 Membawa barang ke kantor polisi terdekat
  • #5 Jangan tergoda untuk memiliki barang tersebut

#1 Menggantungkan barang di dekat tempat jatuhnya

Biasanya sarung tangan, sapu tangan, atau kunci adalah barang barang yang sering terjatuh ketika hendak dimasukkan ke dalam saku atau tas. Kita bisa menggantungkan, mengaitkan, atau menjepit barang itu di pepohonan, tiang atau rambu jalan di sisi kiri atau kanan jalan, di dekat barang tersebut jatuh. Hal ini dimaksudkan agar ketika si pemilik barang mencari dan menyisir kembali jalan yang dilewati, mereka akan dengan mudah melihat dan menemukan barang yang hilang tadi.

#2 Membiarkan barang di posisinya

Barang berupa tas, payung, atau belanjaan sering kali tertinggal di tempat-tempat umum seperti bangku taman. Dengan membiarkan barang tersebut pada tempatnya, akan memudahkan si pemilik untuk mencarinya. Termasuk ketika ada yang tertinggal di supermarket, kereta, atau bus, cukup biarkan pada posisinya. Nantinya akan ada petugas supermarket, kereta api, atau bus yang mengamankannya.

Umumnya, orang Jepang yang kehilangan barang akan menghubungi kantor stasiun, staf supermarket, atau kantor polisi terdekat, tergantung di mana mereka kehilangan barang tersebut. Suami saya pernah ketinggalan jaket di kereta. Begitu turun dari kereta dan menyadarinya, dia langsung melaporkan ke petugas yang ada di stasiun.

Jadwal kereta di Jepang sangat akurat sehingga petugas dengan mudah mengetahui kereta tersebut akan tiba di stasiun berikutnya pada pukul berapa. Biasanya mereka akan menghubungi petugas di stasiun berikutnya untuk melakukan konfirmasi. Dibantu petugas di stasiun berikutnya, suami saya mengecek kondisi barang. Dia lalu menandatangani formulir yang menyatakan bahwa barang tersebut sudah kembali pada pemiliknya.

#3 Mengejar pemilik barang untuk mengembalikannya

Apabila kita melihat barang yang dijatuhkan tidak sengaja oleh pemiliknya dan kejadiannya baru saja terjadi, kita bisa langsung memanggil pemilik barang. Namun jika dia sudah agak jauh, kita harus berjalan cepat untuk menyusul dan mengingatkan pemiliknya. Bahkan jika pemiliknya bersepeda, tak jarang kita perlu sedikit berlari untuk menyusul dan mengembalikan barangnya.

#4 Membawa barang ke kantor polisi terdekat

Beberapa hari lalu, saya menemukan dompet di jalan pulang sehabis salat Ied. Yang saya lakukan adalah membawa dompet tersebut ke kantor polisi terdekat dan melaporkannya. Mungkin jadinya sedikit ribet, karena ada pertanyaan-pertanyaan detail yang diajukan polisi Jepang pada saya. Misalnya pertanyaan soal di mana persisnya dompet itu saya temukan, kemudian dilanjut dengan mengecek bersama apa saja isi dompet tersebut.

Saya juga harus mengisi formulir data diri berupa alamat dan nomor kontak, deskripsi barang yang saya temukan dan isinya. Termasuk mengisi pernyataan bahwa pemilik barang perlu/tidak perlu mengetahui siapa yang menemukan barangnya. Semua itu kemudian diakhiri dengan membubuhkan tanda tangan di atas formulir tersebut.

#5 Jangan tergoda untuk memiliki barang tersebut

Bila kita mengabaikan hal-hal di atas dengan mengambil barang-barang yang kita temukan, percayalah bahwa kamera keamanan di Jepang tersebar di setiap sudut kota. Jadi, apabila pemilik barang merasa bahwa barang yang hilang itu berharga atau merupakan barang kenangan baginya, tinggal menunggu waktu saja. Sebab, cepat atau lambat, polisi Jepang akan menemukan kita dan datang untuk menginterogasi sekalipun barang yang kita temukan adalah barang remeh seperti gantungan kunci Crayon Shinchan memakai blangkon misalnya.

Di luar itu semua, seunik dan seremeh apa pun barang yang kita temukan, rasanya kita semua diajarkan etika untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Jadi, tak perlu kaget kalau menemukan barang terasa ribet di Jepang, ya.

Penulis: Nurjanah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Orang Jepang Gila Kerja, Pemerintah Jepang Bikin Program Agar Pekerja Pulang Tepat Waktu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2023 oleh

Tags: barangjepang
Nurjanah

Nurjanah

Lulusan Program Doktor di Tokyo Metropolitan University, lanjut program Postdoc dan menjadi peneliti di universitas yang sama. Saat ini sudah menikah dengan orang Jepang dan membantu usaha suami di bidang real estate dan ibu rumah tangga.

ArtikelTerkait

Salon de thé François industri musik jepang mojok

Mengenal Salon de thé François, Kafe Sarang Aktivis Legendaris di Jepang

31 Mei 2021
Rok Seragam Siswi Sekolah SMA di Jepang Nggak Sependek yang Dibayangkan, kok terminal mojok

Wibu Jangan Terlalu Halu, Rok Seragam Siswi SMA di Jepang Nyatanya Nggak Sependek yang Dibayangkan, kok

18 Agustus 2021
5 Alasan Pabrik Asal Jepang Selalu Jadi Primadona Jobseeker

5 Alasan Pabrik Asal Jepang Selalu Jadi Primadona Jobseeker

20 Maret 2022
3 Hal Nggak Enaknya Tinggal di Negara 4 Musim Terminal Mojok

3 Hal Nggak Enaknya Tinggal di Negara 4 Musim seperti Jepang

9 Februari 2022

Ketika Tonari no Totoro Ambil Setting di Indonesia

27 April 2020
Chibi Maruko-chan

Gara-gara Chibi Maruko-chan Aku Jadi Pengen Makan Belut

2 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

Jembatan Aborsi, Contoh Nyata Beratnya Perjuangan Kuliah di UI

Jembatan Aborsi, Contoh Nyata Beratnya Perjuangan Kuliah di UI

Orang Situbondo Jangan Cari Pasangan Orang Bondowoso, Nggak Cocok

Orang Situbondo Sebaiknya Jangan Cari Pasangan Orang Bondowoso, Nggak Cocok

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gurita Bisnis Mail dalam Serial Upin Ipin yang Punya Cuan Menggiurkan Mojok.co

Gurita Bisnis Mail dalam Serial Upin Ipin yang Punya Cuan Menggiurkan

26 Mei 2025
Kerja Part Time di Jogja Adalah Jalan Pintas Menuju Perbudakan, Gaji Setengah UMR pun Nggak Ada! umr jogja gaji di jogja gaji umr jogja

Begini Cara agar Hidup Selamat di Jogja dengan Gaji UMR Jogja 2025: Harus Siap Menderita karena Itu Satu-satunya Pilihan

23 Mei 2025
Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok "Berbagi Rezeki", Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok “Berbagi Rezeki”, Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

28 Mei 2025
Kuliah di Surabaya, lalu Bekerja di Bangkalan Madura Adalah Malapetaka, Gajinya Bercanda!

Kuliah di Surabaya, lalu Bekerja di Bangkalan Madura Adalah Malapetaka, Gajinya Bercanda!

24 Mei 2025
Kerasnya Kehidupan Anak-anak di Jambi Dibanding Jogja: Banyak yang Memilih Nggak Lanjut Sekolah dan Jadi Buruh Sawit demi Bantu Ekonomi Keluarga

Kerasnya Kehidupan Anak-anak di Jambi Dibanding Jogja: Banyak yang Memilih Nggak Lanjut Sekolah dan Jadi Buruh Sawit demi Bantu Ekonomi Keluarga

27 Mei 2025
4 Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Ngide Liburan ke Jakarta Mojok.co

4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Ngide Liburan ke Jakarta

22 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Skeptis Lulusan Sejarah UNY Terhadap Kontroversi Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Senilai Rp9 Miliar Milik Negara
  • Adanya Stairlift Bikin Jatah Wisatawan yang Boleh Naik Candi Borobudur Naik Tiga Kali Lipat 
  • Bukan Permintaan Prabowo, Ini Penjelasan Pengelola soal Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur
  • Kisah “Mahasiswa Abadi” di UNY Nyaris Kena DO hingga Beasiswa Dicabut, Kini Buktikan Bisa Lolos CPNS usai Wisuda
  • Kapok Berurusan dengan PSHT: Dihajar “Tanpa Ampun” saat Latihan, Babak Belur Dikeroyok Gara-gara Hal Sepele
  • Lebih dari Sekadar Dosen: Mprop Picoez dan Filosofi Hidupnya Bersama Mikroba

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »