Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Hoax Positif Banyak Kita Temukan Ketika Lebaran

Alfiandana oleh Alfiandana
13 Juni 2019
A A
hoax positif lebaran

hoax positif lebaran

Share on FacebookShare on Twitter

Kamu kenal hoax—tetanggamu, bapak kosmu, follower igmu, bakul brambang di pasar kenal hoax? O ya jelas, zaman sekarang ini siapa sih yang nggak kenal hoax—bayi baru meluncur pun pasti kenal hoax.

Kalian ingat nggak waktu masih di dalam kandungan? Sering tuh kita menemui ibu-ibu yang lagi hamil dan ketika ia merasakan perutnya disepak-sepak oleh debay alias dedek bayi—ini kalau anaknya cowok—ia akan bilang, “Wah nendang-nendang ya, Nak. Besok jadi pemain bola ya.” Tapi faktanya, setelah anak itu lahir dan tumbuh, setiap keluar bawa bola malah dimarahin sama ibunya, “Kamu ini main bola terus! Hayo, belajar sana ambil buku.”

Apalagi kemarin waktu musim Pemilu, kita bisa sampai bermandikan hoax. Demi meninggikan citra sendiri dan merendahkan citra lawan, kedua kubu berlomba-lomba memproduksi hoax. Sebab falsafahnya begini—kalau di musim lebaran banyak anak banyak rejeki, kalau dalam kompetisi politik banyak hoax banyak masa.

Sebenarnya hoax ini juga bukan fenomena baru, Saudara-saudaraku—jadi tak usah terkejut begitu. Hoax bahkan sudah ada sejak awal mula penciptaan manusia, ketika Adam dan Hawa saling memadu kasih layaknya bucin di bawah Pohon Hayat. Lalu muncullah ular memakai hoax untuk mengelabui Hawa—yang kemudian membuat mereka kemudian dihukum. Alasannya tak lain tak bukan karena ular ini cemburu dengan Adam, eh tepatnya dengan ularnya Adam.

Mengutip dari tirto.id di tahun 2017, setelah dilantik menjadi kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi mengeluarkan pernyataan bahwa hoax itu ada yang positif dan yang negatif. Ia juga menghimbau kepada masyarakat Indonesia, kalau menyebarkan hoax itu harusnya sebarkan hoax yang membangun.

Jelas—pernyataan tersebut menuai banyak kritikan. Tapi saya pikir-pikir, pernyataan Pak Djoko tidak salah juga. Lha dari kecil bahkan kita sudah dikenalkan dengan hoax—khususnya hoax yang positif. Seperti ini, ketika kita sedang makan dan malas menghabiskan, pasti ibu kita akan bilang, “Nasinya dihabisin, kalau nggak nanti ayamnya mati!”—selalu begitu. Tapi ya gimana, kita tetep aja malas menghabiskan—kan kita anak kecil kenyangnya sama main bukan makanan.

Pernah dulu saya penasaran, benar tidak sih kalau ayam akan mati kalau kita makannya nggak habis. Lalu aku tengok dong ke kandang ayam, tapi ayam-ayam saya  masih utuh-utuh saja tuh nggak ada yang mati satu pun. Kecuali kalau ayamnya terus digoreng buat lauk—nah itu baru hilang. Lha gimana saya kalau makan sama ayam baru bisa habis nasinya. mwehehe~

Sama ini nih, khususnya di Jawa pasti mengenal budaya pekewuh atau nggak enakan. Kalau kita ditawarin makan—biasanya kita akan bilang, “Oh iya, nggak usah repot-repot kami masih kenyang.” Kamu menjawab itu sambil mengenang dompet yang hanya menyimpan uang 10 ribu rupiah dan perut benar-benar lapar. Kalau parahnya tuan rumah kemudianmenanggapi itu dengan serius, kamu akan pulang dengan uang yang tersisalalu mampir membeli Promag.

Beberapa hoax di atas tadi—kecuali permasalahan Pemilu yang nggak mutu—kalau berdasarkan pernyataan Djoko Setiadi, termasuk hoax yang positif. Kalau kita amati ternyata kita juga banyak mengkonsumsi hoax positif ketika lebaran lho, Kisanak—dan pelakunya adalah Pakdhe Budhe kita sendiri. Berikut beberapa di antaranya:

 

“Tambah ganteng aja sekarang, Le!”

Pasti ketika pertama berkunjung ke rumah Pakdhemu, ia akan berkata “Wah, tambah ganteng aja ya sekarang kamu, Le.” Hoax ini yang paling sering kita temui. Sebenarnya ini termasuk hoax yang positif. Maksudnya ingin menghargai penampilan keponakannya karena bajunya baru, selain Budhe harus memberikan kesan yang baik dan positif karena kan jarang ketemu.

Namun terkadang dampaknya malah buruk, kemarin teman saya setelah dibilangin begitu oleh Budhenya ia langsung menghubungi gebetannya. Ia lalu membuat janji di pesarean di bawah pohon Kamboja. Di antara cahaya senja yang memantul di batu nisan, ia tembaklah itu gebetannya. Lalu hasilnya? Teman saya mati terkubur oleh harapannya sendiri.

 

“Sekarang kamu kurusan ya.”

Kalau hoax ini biasanya disukai oleh perempuan-perempuan gemar makan pemuja tubuh minimalis. Perempuan-perempuan ini gemar sekali makan tapi nggak mau gemuk. Rendang, bistik,  bakso, kue, terus lemak, gula, karbohidrat itu masuknya ke mana girls—ke Pak Eko? Ini sebenarnya juga termasuk hoax yang positif—maksudnya ingin membuat keponakannya percaya diri. Tapi sama juga, hoax ini terkadang dampaknya malah buruk.

Kemarin setelah pulang sungkeman dan mengonsumsi banyak kata ‘kurusan’—Mbak saya menumpuk bajunya. Kemudian baju itu ia bagikan ke ponakan-ponakannya—semuanya sampai lemari kosong. Lalu Mbak saya berniat beli baju baru banyak sekali. Ia membayangkan bisa pake baju yang slim. Namun, ketika mencoba baju yang lebih kecil dari sebelumnya—tetap sama tidak muat dan sampai pecah pembuluh darahnya.

 

Kaleng Khong Guan Isi Rengginang

Selain hoax yang bentuknya lisan, kita juga sering menemui hoax visual, yaitu kaleng Khong Guan. Hoax satu ini sudah sangat populer—bahkan menjadi sesepuhnya meme lebaran. Kemarin sesampainya di rumah simbah, adik saya bersemangat sekali membuka toples Khong Guan. Adik saya ini penggemar janji-janji manis—eh makanan-makanan manis maksudku. Adik saya ini pengen makan biskuit yang ada butir-butir gulanya. Setelah dibuka ternyata isinya rengginang—tertipulah adik saya.

 

“Uangnya Ibu simpankan ya, Nak.”

Ini hoax yang selanjutnya sering kita dengar—yang kerap terjadi pada anak-anak. Ini termasuk hoax yang positif juga. Tujuannya agar uangnya tak sembarangan di bawa oleh anak-anak—karena anak-anak dinilai belum bisa menyimpan uang. Selain itu anak-anak juga belum tahu cara menggunakan uang.

Namun semuanya hanya janji-janji semata—hanya visi misi tanpa aksi. Hak kepemilikan uang langsung berbalik menjadi milik orangtuanya. Eh, nggak juga ding—uang ini kan nanti buat bayar sekolah anaknya, buat beli susu, beli tas, perhiasan, makeup—eh, suudzon suudzon~

 

“Nah kalau rambutnya rapi gitu kan ganteng dan pinter.”

Dan hoax yang terakhir ini, sering saya alami bersama teman-teman I Gondes—Ikatan Gondrong Ndeso Indonesia. Kalian mahasiswa gondrong—kalian boleh teriak hak asasi di mimbar sambil bakar-bakar ban, kalian boleh garang ketika diskusi politik dan mengkritik Pemerintah, kalian boleh lahap bacaan-bacaan haluan kiri—tapi ketika lebaran, kalian akan dibungkam oleh Pakdhe Budhe dengan ucapan, “mbok ya cukur to, Le.” Silakan kalian pilih—pilih mencukur idealisme atau ikatan keluarga.

Mengapa saya katakan ini sebagai hoax. Karena kemarin setelah mencukur idealisme—eh rambut, Pakde dan Budhe lalu berkata, “Nah kalau rapi gitu kan ganteng dan pinter.”—oh ya jelassss, Budhe. Itu kalau urusan yang pertama. Tapi kalau yang kedua ini lho—setelah cukur rambut, saya jadi pinter? Anu—apa hubungannya otak dengan rambut, Pakdhe Budhe? Kok saya tetep sama aja nggak bisa bedain trapesium sama segitiga. Hmmmm~

 

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: HoaxhubunganLebaranPositif Thinking
Alfiandana

Alfiandana

ArtikelTerkait

menye-menye

Alih-Alih Jadi Pejuang Cinta, Nggombal Pakai Kalimat yang Menye-Menye Itu Menjijikkan, Mas!

27 Agustus 2019
bapak

Bapak

4 Juni 2019
Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo

15 Oktober 2020
lebaran sederhana ala sayyidina ali bin abi thalib petani ladang miskin sederhana mojok.co

Lebaran Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang Biasa-biasa Saja

23 Mei 2020
mie ayam lebaran

Balas Dendam di Hari Lebaran

6 Juni 2019
5 Kebiasaan Orang Indonesia tiap Habis Nerima THR mojok.co

5 Kebiasaan Orang Indonesia tiap Habis Nerima THR

28 April 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
sastra dan sastrawan

Ternyata Fakultas Sastra Tidak Mencetak Sastrawan

Perayaan Ulang Tahun Adalah Pola Berulang yang Membosankan terminal mojok.co

Yang Ulang Tahun Di Bulan Juni, Harus Menerima Tugas Teramat Berat Ini

bakso

Meniru Cara Kerja Bakso Dalam Menjalani Kehidupan Ini

Terpopuler Sepekan

Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

18 Juni 2025
Pantai Klayar Pacitan Memang Memesona, tapi Menyimpan Sisi Gelap yang Jarang Diketahui Wisatawan

Pantai Klayar Pacitan Memang Memesona, tapi Menyimpan Sisi Gelap yang Jarang Diketahui Wisatawan

19 Juni 2025
Jalan Sholeh Iskandar Bogor Dianaktirikan Pemkot, Kondisinya Parah

Jalan Sholeh Iskandar Bogor Dianaktirikan Pemkot, Kondisinya Parah

19 Juni 2025
Amanda Brownies, Kiblat Brownies di Indonesia (Unsplash)

Amanda Brownies Masih Tetap yang Terbaik dan Kini Menjadi Kiblat Brownies di Indonesia

15 Juni 2025
Jalan Sigura-gura Sebaik-baiknya Tempat Ngekos di Malang, Kenyamanannya Bikin Mahasiswa Tetap Waras Mojok.co

Jalan Sigura-gura Malang Menjaga Kewarasan Mahasiswa Lewat Kuliner Enak dan Kos-kosan Nyaman

14 Juni 2025
Ironi Kalimantan Timur: Berdiri di Atas Minyak, tapi Masak Pakai Kayu

Ironi Kalimantan Timur: Berdiri di Atas Minyak, tapi Masak Pakai Kayu

16 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari
  • Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman
  • Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja
  • Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja
  • Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok
  • Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »