Sebagian besar orang Bandung tentu sudah nggak asing dengan daerah bernama Ciumbuleuit. Di Terminal Mojok pun sudah ada beberapa artikel yang membahas mengenai kelurahan yang berada di Kecamatan Cidadap ini. Misalnya saja di artikel yang membahas 5 jalan di Bandung yang susah diucapkan, Jalan Ciumbuleuit salah satunya. Ada pula artikel mengenai Ciumbuleuit yang tak perlu diromantisasi.
Setelah beberapa kali pergi ke Bandung Utara ataupun Lembang melalui Jalan Ciumbuleuit, rasanya saya menemukan persamaan antara nama dan kondisi jalan tersebut yang belum banyak dibahas pada kedua artikel yang sudah tayang di Terminal Mojok. Yang jelas, nama dan kondisi Jalan Ciumbuleuit Bandung sama-sama menyusahkan banyak orang.
Banyak lubang dan tambalan tak rata di Jalan Ciumbuleuit Bandung
Jalan Ciumbuleuit dilewati cukup banyak pengendara karena di sini ada Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Di seberang kampus Unpar juga terdapat Yogya berukuran besar yang menjadi tujuan utama berbelanja warga Ciumbuleuit. Selain itu, di ujung sebelah utara Jalan Ciumbuleuit terdapat salah satu rumah sakit rujukan terbaik di Kota Bandung, yaitu Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Salamun.
Dengan banyaknya lembaga dan fasilitas yang berdiri di Jalan Ciumbuleuit Bandung, sungguh disayangkan jika kondisi jalannya berkebalikan. Ada banyak lubang di jalan yang tampak dibiarkan begitu saja. Belum lagi tambalan-tambalan yang bukannya memudahkan pengendara, tapi malah bikin susah karena membuat jalan jadi nggak nyaman dilewati.
Seharusnya dengan banyaknya fasilitas umum di jalan ini, Ciumbuleuit bisa berbenah. Kondisi jalan yang berlubang bisa segera diperbaiki dan tambalan yang tak rata bisa dikondisikan agar nyaman dilalui pengendara.
Baca halaman selanjutnya: Jalan yang terbilang menyusahkan karena cukup menanjak…