ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Andai Dulu Kota Batu Nggak Memisahkan Diri dari Malang, Ini yang Akan Terjadi

Nuruma Uli Nuha oleh Nuruma Uli Nuha
12 Maret 2025
A A
Andai Dulu Kota Batu Nggak Memisahkan Diri dari Malang, Ini yang Akan Terjadi

Andai Dulu Kota Batu Nggak Memisahkan Diri dari Malang, Ini yang Akan Terjadi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum menulis artikel ini, saya sempat membaca sebuah tulisan di Terminal Mojok tentang Malang dan Batu, dua kota bertetangga yang memiliki karakter unik dan berbeda. Sejak tahun 2001, Kota Batu telah resmi memisahkan diri dari Kabupaten Malang dan menjadi kota administratif sendiri. Namun hingga kini masih banyak orang yang keliru menganggap bahwa wisata Batu berada di Malang.

Akan tetapi pernahkah kalian membayangkan seandainya Kota Batu tetap menjadi bagian dari Malang? Apa yang akan berubah? Akankah potensi wisatanya berkembang seperti sekarang, atau justru mengalami hal yang berbeda? Mari kita telusuri lebih dalam.

Daftar Isi

  • Branding pariwisata tetap dimiliki Malang
  • Kota Batu bakal bertambah macet
  • Batu hanya akan menjadi daerah pinggiran
  • Kota Batu nggak akan terkenal seperti sekarang 

Branding pariwisata tetap dimiliki Malang

Sebenarnya nggak perlu jauh-jauh membayangkan jika Batu masih menjadi bagian dari Malang. Ketika sudah resmi berpisah saja branding pariwisata Batu masih terlabel kuat di mata masyarakat sebagai pariwisata yang berasal dari Malang.

Tiap liburan tiba, saya bertanya pada teman-teman soal rencana liburan mereka, jawaban mereka selalu saja mau liburan ke Jatim Park Malang. Padahal jelas-jelas Jatim Park adanya di Kota Batu, bukan Malang. Sebagai warga ber-KTP Kabupaten Malang saja saya merasa muak tiap mendengarkan orang lain bicara soal pariwisata Batu adalah pariwisata Malang.

Jika Kota Batu nggak memisahkan diri dari Malang, mungkin masyarakat nggak akan pernah tahu wilayah Batu itu sendiri. Masyarakat akan menganggap bahwa semua pariwisata di Malang adalah milik Malang, dan nggak ada sebutan bagi Kota Batu sebagai The Real Tourism City of Indonesia seperti yang dijuluki oleh Bappenas. 

Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun telah berdiri sendiri, identitas pariwisata Kota Batu belum sepenuhnya diakui secara luas. Ini bukan sekadar masalah persepsi, tetapi juga berdampak pada citra, ekonomi, dan perkembangan pariwisata itu sendiri.

Kota Batu bakal bertambah macet

Malang kerap kali dijuluki Kota Seribu Kendaraan karena kemacetan yang kian hari semakin parah, terutama di pusat kota. Dengan akses jalan yang sempit dan volume kendaraan yang tinggi, kemacetan menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga. Hingga kini, belum ada solusi konkret untuk mengatasi masalah ini. 

Sekarang bayangkan jika Kota Batu nggak memisahkan diri dari Malang, jalanan Batu yang kini sudah padat, terutama di musim liburan, bakal jauh lebih parah macetnya. Pada hari biasa, perjalanan dari Malang ke Batu hanya memakan waktu sekitar 45 menit. Namun saat liburan tiba, durasinya bisa membengkak hingga 3 jam akibat lonjakan wisatawan. Kondisi ini mengingatkan kita pada kemacetan parah di kawasan wisata seperti Puncak, Bogor, atau Lembang Bandung.

Jika Batu masih menjadi bagian dari Malang, bukan hanya kemacetan yang semakin memburuk, tetapi juga pertumbuhan pariwisatanya bisa terhambat. Malang yang sudah memiliki berbagai tantangan perkotaan, termasuk banjir yang terus berulang, akan semakin kesulitan jika harus membagi prioritas dengan pengelolaan wisata Batu. Tanpa pemisahan ini, mungkin Batu nggak akan berkembang pesat sebagai kota wisata seperti sekarang, dan kemacetan yang semakin parah justru akan membuat wisatawan enggan berkunjung.

Batu hanya akan menjadi daerah pinggiran

Kota Batu yang kini telah mandiri saja masih sering berada dalam bayang-bayang Malang. Jika pemekaran nggak terjadi, Batu hanya akan menjadi daerah pinggiran yang kurang dikenal, sekedar pelengkap dari pariwisata Malang. Masyarakat luas yang masih menganggap wisata Batu sebagai bagian dari Malang menunjukkan bahwa identitas wisata Batu mungkin nggak akan pernah terbentuk jika tetap berada dalam naungan Malang.

Tanpa status sebagai kota administratif sendiri, Batu bisa kehilangan daya tariknya. Nggak ada promosi khusus yang mengangkat nama Batu sebagai destinasi unggulan, sehingga wisatawan mungkin nggak akan tertarik datang.

Memang benar jalanan mungkin akan lebih lengang, tetapi tanpa wisata yang berkembang, perekonomian masyarakat akan bergantung sepenuhnya pada Malang. Kesempatan usaha, investasi, serta lapangan kerja pun akan lebih sulit berkembang, membuat warga Batu kesulitan membangun kemandirian ekonomi.

Pemisahan Kota Batu dari Malang telah membuka peluang besar bagi daerah ini untuk berkembang. Dengan kebijakan sendiri, Batu bisa fokus pada penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, menciptakan ikon wisata yang lebih dikenal, dan menarik lebih banyak wisatawan. Tanpa pemekaran, Batu mungkin tetap ada, tetapi nggak pernah bersinar sebagai kota wisata unggulan seperti saat ini.

Kota Batu nggak akan terkenal seperti sekarang 

Jika Kota Batu nggak memisahkan diri pada tahun 2001 lalu, mungkin perkembangannya nggak akan sepesat saat ini. Pemekaran telah memberikan Batu keleluasaan dalam mengelola potensi pariwisatanya secara mandiri, menjadikannya salah satu destinasi unggulan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Disparta Kota Batu yang dikutip oleh Detik.com, jumlah wisatawan yang datang pada 2024 mencapai 11.005.189 orang. Jumlah ini terdiri dari 10.983.568 wisatawan domestik dan 241.205 wisatawan mancanegara. Dengan pencapaian ini, Kota Batu menargetkan 12 juta wisatawan pada 2025 ini.

Angka yang menunjukkan tren positif dalam pertumbuhan sektor pariwisatanya, akan membuat Kota Batu lebih maju dibandingkan Malang secara keseluruhan. Gencarnya promosi pariwisata dan inovasi dalam pengelolaan destinasi membuat kunjungan wisatawan ke Kota Batu jauh melampaui Kota Malang, yang hanya 3,3 juta wisatawan pada 2024.

Selain memberikan dampak ekonomi yang signifikan, keberhasilan pariwisata Batu juga membuka banyak peluang baru bagi masyarakatnya. Industri perhotelan, vila, kuliner, transportasi, hingga ekonomi kreatif berkembang pesat seiring meningkatnya jumlah wisatawan. Kota ini juga menarik banyak investor untuk mengembangkan berbagai proyek wisata baru, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat pariwisata unggulan.

Jika Batu tetap menjadi bagian dari Malang, besar kemungkinan potensinya nggak akan tergarap secara maksimal. Pemekaran telah membuka jalan bagi Kota Batu untuk mengelola sumber dayanya secara lebih fokus, menetapkan kebijakan pariwisata yang lebih progresif, dan membangun identitas yang kuat di mata wisatawan. 

Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Malang dan Batu: Dua Kota yang Bertetangga, tapi Nyatanya Saling Berlawanan karena Berbeda Karakter.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Maret 2025 oleh

Tags: Kabupaten MalangKota BatuMalang Raya
Nuruma Uli Nuha

Nuruma Uli Nuha

Suka nonton drakor, takut hantu tapi hobi koleksi film horor.

ArtikelTerkait

Rekomendasi Sarapan Enak dan Mengenyangkan di Kota Batu Terminal Mojok

Rekomendasi Sarapan Enak dan Mengenyangkan di Kota Batu

22 Februari 2022
Julukan Kota Apel dan Kota Bunga Cocoknya buat Kota Batu, Bukan Kota Malang

Julukan Kota Apel dan Kota Bunga Cocoknya buat Kota Batu, Bukan Kota Malang

15 April 2023
Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung terminal mojok

Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung

24 Mei 2021
Pengalaman Mengunjungi Warung Kopi Cetol Malang, Warung Kopi yang "Mengerikan"

Pengalaman Mengunjungi Warung Kopi Cetol Malang, Warung Kopi yang “Mengerikan”

13 Februari 2025
Kecamatan Dau, Terlalu "Kota" untuk Disebut Kabupaten Malang

Kecamatan Dau, Terlalu “Kota” untuk Disebut Kabupaten Malang

6 Agustus 2024
Rekomendasi 5 Mi Ayam Terenak di Malang Raya terminal mojok

Rekomendasi 5 Mi Ayam Terenak di Malang Raya

9 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Indomie Turki: Mudah Dicari, tapi Harganya Lebih Mahal dan Micinnya Kurang Nendang  

Indomie Turki: Mudah Dicari, tapi Harganya Lebih Mahal dan Micinnya Kurang Nendang  

Membayangkan Stasiun Weleri Lenyap, Kendal Bakal Semakin Terasingkan Mojok.co

Membayangkan Stasiun Weleri Lenyap, Kendal Bakal Semakin Terasingkan

5 Alasan Tok Dul Jarang Muncul di Serial Upin Ipin

5 Alasan Tok Dul Jarang Muncul di Serial Upin Ipin

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pusing Mikir Tesis, Guru Besar UGM Malah Bahas Masuk Angin (Unsplash)

Saya Nggak Pernah Kepikiran Masuk Angin Bisa Dibahas Serius di Pidato Guru Besar UGM, Padahal Saya Udah Pusing Setengah Mati Nyari Topik Tesis yang Dianggap Ilmiah

14 Juni 2025
Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

14 Juni 2025
Stasiun Cepu Blora, Stasiun Kecil di Jalur Pantura Timur yang Nggak Bisa Disepelekan

Cepu Blora Adalah Daerah Serba Tanggung: Masuk Jawa Tengah, tapi Lebih Dekat dengan Jawa Timur

13 Juni 2025
Anak Hukum Sok Eksklusif dan Merasa Paling Unggul, padahal Suka Curang Plus Cuma Bisa Pamer Hafalan Undang-undang!

Anak Hukum Sok Eksklusif dan Merasa Paling Unggul, padahal Suka Curang Plus Cuma Bisa Pamer Hafalan Undang-undang!

15 Juni 2025
Siasat Naik KRL Bekasi-Jakarta yang Perlu Dipahami Pemula agar Tidak Tersiksa Selama Perjalanan Mojok.co

Siasat Naik KRL Bekasi-Jakarta yang Perlu Dipahami Pemula agar Tidak Terlalu Tersiksa Sepanjang Perjalanan

15 Juni 2025
Benang Kusut Kompetisi Hibah Riset dari Pemerintah: Proses Seleksi Kurang Transparan hingga Tanggung Jawab Pemenang yang Terlalu Ribet Mojok.co

Benang Kusut Kompetisi Hibah Riset dari Pemerintah: Proses Seleksi Kurang Transparan hingga Tanggung Jawab Pemenang yang Terlalu Ribet

12 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Pertama Kali Anak Desa Nongki di Tempo Gelato Malah bikin Canggung karena Pilih Varian Aneh dan Bertindak Konyol
  • Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita
  • Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air
  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran
  • Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »