Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menanti Demonstrasi Besar yang Dilakukan oleh Pasukan Revolusi One Piece

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
15 Oktober 2020
A A
Menanti Demonstrasi Besar yang Dilakukan oleh Pasukan Revolusi One Piece terminal mojok.co

Menanti Demonstrasi Besar yang Dilakukan oleh Pasukan Revolusi One Piece terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Oda Sensei tampaknya membuat One Piece menjadi sedekat-dekatnya dengan realita. Entah maksud sebenarnya bagaimana, tapi melihat jalan ceritanya sampai detik ini, blio sungguh mahir mengangkat suasana dan aktual yang sungguh paripurna.

Lihat saja dari awal Oda Sensei membangun cerita. Misalkan dari zaman Raja bajak laut, Gol D. Roger, ketika hari pemenggalan kepalanya, seakan lamat-lamat ia berkata, “Aku akan tetap ada dan berlipat ganda.” Dengan senyumnya yang khas, ia telah memberikan segalanya, entah itu semangat hingga harapan, kepada era berikutnya. Tidak hanya melalui topi jerami saja, melainkan pemikiran dan daya juangnya dalam mengungkap apa yang selama ini ditutupi oleh Pemerintah Dunia (World Government).

Cerita nggak sampai sana saja. Gejolak politik, tetek bengek ekonomi, hingga permohonan untuk keadilan HAM bagi mereka yang hilang. Saya serius, One Piece meliputi sampai sejauh itu. Nyala api yang dibangun oleh Roger tetap terjaga hingga kini. Walau meredup, diterjang angin dengan hebatnya, api tersebut tetap ada, bahkan akan selalu bertambah.

Roger dan kolega memang diburu sampai mati oleh Marine. Mereka tak ingin para anggota tersisa, yang paham akan fakta sebenarnya Abad Kekosongan yang penuh pelanggaran HAM, menelurkan sepercik ide kepada generasi yang daya ledaknya lebih besar. Jika nyala api yang diberikan Roger tidak bisa dipadamkan, setidaknya mereka menjaga agar apinya tidak merambat atau bahkan membesar. Dan cara menjaganya ini adalah kesalahan berikutnya.

Pemerintah Dunia seakan gali lobang tutup lobang. Mereka menutup rapat kasus HAM zaman lampau, dengan melanggar HAM yang baru. Pepatah lama yang hingga sekarang masih kerap ditemui relevansinya; sejarah dibuat oleh pihak yang menang. Dan Abad Kekosongan adalah luka permanen bagi pihak yang kalah. Mereka mengejar Roger dan kolega lantaran mengetahui fakta ini. Dan beberapa “orang hebat”, anehnya menyatakan untuk bungkam.

Abad Kekosongan sudah dijelaskan secara kasar dalam One Piece chapter 202. Sebuah “Kerajaan Besar” yang dihancurkan oleh koalisi dua puluh kerajaan yang kemudian berevolusi menjadi Pemerintah Dunia yang mengendalikan alur politik dalam bentuk Reverie. Batu-batu poneglyph memberikan semacam fakta periode ini. Lagi-lagi, membaca poneglyph dianggap tindakan kriminal.

Periode panjang ini berjalan sejak 900 hingga 800 sebelum alur cerita utama dimulai. Poneglyph diperkenalkan, para penyintas satu per satu diperlihatkan. Ketidakadilan justru datang silih berganti. Pasal-pasal karet diciptakan World Government untuk menyengsarakan rakyat. Bejat!

Salah satu dari sekian banyak nama yang memperjuangkan keadilan sejarah ini adalah Pasukan Revolusioner. Hadirlah Pasukan Revolusioner yang digawangi oleh Monkey D. Dragon. Dari segala lini masa sejarah, yang namanya “orang atas”, pasti selalu alergi dengan hal-hal yang mengatasnamakan revolusioner. Si tua yang tidak mau membuka mata bahwa perubahan lambat laun pasti akan terjadi juga. Bagaimanapun ceritanya.

Target Pasukan Revolusi adalah menjegal Bangsawan Dunia yang korup, tapi jika target mereka adalah Tenryūbito, jelas Pemerintah Dunia akan pasang badan. Setali dengan Marine yang menempel dari dua inang yang saya sebutkan sebelumnya.

Kehebatan Dragon hingga Sabo nyatanya hanya menghadirkan kebelum siapan untuk menggoyang Pemerintah Dunia dengan konfrontasi langsung. Mereka merayap, gerilya kota, hingga membumi hanguskan satu persatu tubuh Pemerintah Dunia dari dalam agar limbung dan kemudian memberangsak dengan kekuatan yang besar; perang. Langkah kecil tapi berarti, membebaskan budak dari Tequila Wolf contohnya. Mereka menjaga api tersebut. Mereka memberikan ancaman bahwa Pemerintah Dunia tidak bisa duduk dengan nyaman di singgasana kepalsuannya.

Jalan terakhir yang mereka pilih tentu satu hal ini, ya, aksi massa.

Kita tinggal menunggu daya ledak Pasukan Revolusi melalui meja makan bernama demonstrasi. Seluruh pasukan akan bergerak secara masif dan tentunya terstruktur. Komandan Pasukan dalam Pasukan Revolusi misalkan, yakni Karasu, Belo Betty, Morley, dan Lindbergh, bertugas melancarkan woro-woro melalui media sosial. Bisa saja, kan? Apa sih yang nggak bisa. Mereka bercuit di Twitter dan membangun tagar mulai dari #MosiTidakPercaya hingga #WorldGovermentKontol.

Ivankov, selaku dewan terhormat, bisa juga melancarkan aksi sporadis berupa berkomentar di akun @WorldGoverment_OP dengan puisi indah Wiji Thukul, “Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: LAWAN!”

Pasukan Revolusi juga akan vis-à-vis dengan BuzzerRp dari World Government. Lha iya to, nggak asik kalau nggak ada lawan di media sosial. Terkadang, beberapa orang yang main media sosial, itu sudah melek, Bung. Bisa membedakan mana yang salah dan benar, mana yang hanya bermodalkan template belaka.

Di berbagai lini masa, video tindakan represif yang dilakukan oleh aparat—Marine—mulai berkeliaran. Mereka memukul, mementung, dan menendang para bajak laut muda yang baru saja beranjak dewasa. “KEADILAN!” teriak Monkey D. Luffy. “Kami di sini menuntut keadilan abad kekosongan dan muak dengan undang-undang karet yang kalian buat. Cukup badan saya saja yang karet, keadilan ya jangan!”

Semua riuh bertepuk tangan. Sanji sedang meregangkan kaki, Zoro menyiapkan katananya, Jinbe sedang minum karena ikan sering dehidrasi di daratan. Mereka siap kapan saja. Turun ke jalanan. Water cannon? Tenang saja, Jinbe dan kolega malah senang jika disemprot air. Gas air mata? Tenang, Sanji sudah khatam babagan tangis dan derai air mata.

Monkey D. Dragon selaku ayah Luffy dan ketua Pasukan Revolusi menangis melihat fakta—masih ada generasi muda yang berani bersuara. Wind Granma, kapal Pasukan Revolusi, datang menuju Marie Joa. Tenryūbito ketar-ketir dan bersembunyi di balik tubuh World Government. Asal kalian tahu, Tenryūbito ini ternyata para cukong yang menyuplai uang untuk “pihak atas”. Melalui undang-undang licik inilah Tenryūbito selalu hidup dengan tenang dan khidmat.

Setelahnya adalah perjuangan yang perlu dilakukan. Sampai titik nadir bangsa ini, “pihak atas” yang korup dan tidak adil itu, perlu diberitahu apa itu sebuah perjuangan. Katanya, Tenryūbito adalah keturunan langsung pemimpin hebat yang membangun dunia, kenapa bisa ia menghancurkan jagat yang dibangun dengan megah oleh kakeknya?

Tapi hati-hati saja ketika ada yang kebakaran. Entah fasilitas umum atau hutan ribuah hektar, bisa saja yang disalahkan Sabo, panglima aksi. Lho iya, kan? Sebagaimana penguasa yang memiliki semua akses, proses menyalahkan bisa berjalan dengan sukses. Gini lho, Sabo kan punya kekuatan Mera Mera no Mi atau mengeluarkan api.

Semoga tak ada luka, sakit, perih, seperti apa yang dirasakan oleh Ibu Pertiwi jagat One Piece. Cukup kita sudahi sakit itu, keadilan harus menang. Pasal gomu-gomu harus musnah. Semangat mereka—Pasukan Revolusi—akan tetap ada. Bahkan berlipat ganda.

BACA JUGA Sekolah Superhero Pengecut, Tutup Pagar Saat Murid Akan Konsolidasi dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2020 oleh

Tags: demonstrasione pieceRevolusi
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Diusir dari Kantor Polisi karena Pakai Sandal Jepit. Emang Ada Aturannya? terminal mojok.co

Bagaimana Polisi Seharusnya Menangani Aksi Demonstrasi

3 Oktober 2019
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Mengungkap Perusak Jogja yang Sebenarnya

11 Oktober 2020
Wawancara dengan Eiichiro Oda, Perihal Perdebatan One Piece dan Naruto terminal mojok.co

Isi Percakapan Grup WhatsApp Bajak Laut Topi Jerami Sebelum Perang Wano

12 Mei 2020
Hah, Serial One Piece Lebih Baik? Padahal Ceritanya Aja Bermasalah!

Hah, Serial One Piece Lebih Baik? Padahal Ceritanya Aja Bermasalah!

23 April 2020
senayan

Catatan Kecil dari Senayan

25 September 2019
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Eksistensi Gamang Pedagang Asongan di Tengah Demonstrasi

10 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ranggalawe bendera majapahit berdiri tahun 1293 M bonek bondho nekat mentalitas asal-usul surabaya sejarah madura menakjingga mojok

Ranggalawe dan Raden Wijaya: dari Sahabat Jadi Saling Babat

Yth. Penjual Online, Tolong kalau Jualan Baju Rincian Ukurannya yang Lengkap lah! terminal mojok.co

Rekomendasi Tempat Belanja Baju di Jogja yang Murah Tanpa Tanding

Tips Jadi Petani Pemula bagi Sarjana Pengangguran yang Peduli Agraria terminal mojok.co

Tips Jadi Petani Pemula bagi Sarjana Pengangguran yang Peduli Agraria

Terpopuler Sepekan

Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

18 Juni 2025
Betapa Jahatnya Orang yang Ngatain Anak Daerah Gara-gara PPKB UI, Orang Luar Jakarta Juga Berhak Masuk UI!

Betapa Jahatnya Orang yang Ngatain Anak Daerah Gara-gara PPKB UI, Orang Luar Jakarta Juga Berhak Masuk UI!

21 Juni 2025
Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

19 Juni 2025
Memilih Kuliah di Jurusan Seadanya yang Penting Kampus Negeri, Bisa Berujung pada Penyesalan Mojok.co

Memilih Kuliah di Jurusan Seadanya yang Penting Kampus Negeri, Bisa Berujung pada Penyesalan

22 Juni 2025
Pasuruan Ideal, Lebih dari Kota dengan UMR Tertinggi di Indonesia (Unsplash)

Meninggalkan Keinginan Merantau di Kota dengan UMR Tertinggi di Indonesia, Saya Memilih Pasuruan Sebagai Kota Ideal untuk Merantau

21 Juni 2025
Ambisi PT KAI Perluas Lempuyangan Bikin Pelaju KRL Jogja Solo Menderita (Unsplash)

Terbitnya SP3 dari PT KAI buat Warga Lempuyangan dan Bayangan Mengerikan Biaya Transport Pelaju KRL Jogja Solo sampai Setengah UMP Jogja

18 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Sederet Alasan Mengapa Peterpan Lebih Memengaruhi Selera Pendengar Musik Indonesia Dibanding Band Papan Atas Lain, Salah Satunya Sheila on 7
  • Melodi Indah di Lapangan Hijau: Kisah Guru Musik di Balik Kesuksesan Tim Sepak Bola Putri di Jogja, Underdog MLSC 2025
  • Bapak Ojol Pinjam Sepatu Bola ke Tetangga demi Anak Ikut Sepak Bola Putri di Jogja
  • Coach Timo Scheunemann: Jangan Buat Anak-anak Trauma dengan Sepak Bola!
  • Akhirnya Saya Tahu Alasan Orang Beli Sepeda Mahal Sampai Ratusan Juta: Gagal Finish, tetapi Setidaknya Gagal Secara Nyaman dan Bermartabat
  • Haru dan Dramatis Sepak Bola Putri di Lapangan Tridadi: Tubuh-tubuh Mungil Tumbangkan Lawan Lebih Besar

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »