ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Nggak Masalah Dikatain Miskin karena Pakai Honda BeAT, yang Penting Menang Pemikiran!

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
24 Juli 2023
A A
Honda BeAT

Motor Honda Beat (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelumnya, tidak pernah terbayangkan di benak saya jika bullying pada akhirnya akan merambah kepada nama merek dagang tertentu. Buktinya, setelah sebelumnya santer terdengar ucapan berbau perundungan kepada para pemakai telepon genggam bermerek Xiaomi serta provider Tri sebagai produk kelas bawah, brand otomotif kenamaan asal Jepang, Honda BeAT, kini ikut diseret sebagai kasta motor paling rendah. Tak pelak, lengkap sudah penderitaan orang yang menggunakan ketiga merek tersebut di dalam lingkungan pergaulan sosial mereka.

Bukanlah menjadi sesuatu yang baru apabila segelintir merek dagang mengalami pergeseran peran menjadi majas metonimia. Sayangnya, beberapa dari brand tersebut diasosiasikan dengan hal yang dianggap negatif. Kemiskinan, contohnya. Akibatnya, konsumen dengan preferensi sejumlah merek tersebut juga akan dikorelasikan dengan ketidakmampuan mereka dalam hal finansial. Padahal, bisa jadi pilihan merek tersebut dijatuhkan karena alasan kesukaan, bukan perbandingan harga semata.

Bagi beberapa orang, penyematan label sobat miskin akibat keputusan mereka memakai merek tertentu mungkin akan terasa menyakitkan hati. Wajar saja, sebab masih banyak dari kita yang membutuhkan validasi agar diterima di lingkaran pertemanan yang dikehendaki. Namun bagi saya, pengguna Honda BeAT generasi pertama, semua tudingan kurang enak di telinga tersebut tidak menjadi soal. Bukannya karena saya tipe nggak baperan, tetapi lebih karena saya merasakan kemewahan dan keistimewaan manakala menunggangi Honda BeAT di dalam keseharian.

Honda BeAT terlihat modern

Pertama, desain Honda BeAT terlihat modern. Meski dibilang kendaraan sejuta umat, bentuknya nggak malu-maluin. Apalagi, ketika generasi pertama diluncurkan, terdapat pilihan warna pink yang menjadi favorit banyak kaum perempuan, termasuk saya. Saat itu, tidak banyak brand kendaraan roda dua yang menawarkan warna pink bagi konsumennya.

Jelas, bagi pecinta warna yang identik dengan citra feminin tersebut, pertimbangan ini merupakan alasan utama untuk membeli salah satu varian Honda yang paling banyak diminati itu. Ditambah lagi, karena warna pink dikonotasikan dengan kaum hawa, Honda BeAT milik saya bebas dari incaran teman kuliah laki-laki yang hobi meminjam kendaraan. Entah mengapa, mereka seakan alergi terlihat dengan atribut berwarna merah muda, khususnya motor.

Hal ini jelas menguntungkan. Sebab, mayoritas teman yang gemar meminjam kendaraan orang lain, seringnya nggak paham etika. Terkadang, mereka pinjam tanpa tahu batas waktu padahal saya juga butuh memakainya. Yang paling sering, sih, bensinnya nggak diisi lagi. Praktis, saya kudu merogoh kocek lagi buat isi bahan bakar yang buat mahasiswa cukup bikin pusing kepala.

Ehm, meski pakai motor yang disebut produk inferior, saya senantiasa mengisi tangkinya dengan pertamax atas anjuran orang tua. Bukan perkara sok-sokan banyak uang. Namun, alasan orang tua adalah untuk menjaga mesin agar tidak cepat rusak. Bagi saya yang awam tentang otomotif, tentu hanya bisa angguk-angguk. Pikir saya, kalau mesin rusak malah bikin kantong makin jebol.

Baca halaman selanjutnya

Ramah buat yang nggak tinggi-tinggi amat, dan yang jelas, menang pemikiran!

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2023 oleh

Tags: honda beatKemiskinanstereotipestigma
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Lulusan marketing yang jadi tukang makeup.

ArtikelTerkait

Satria f suzuki nex honda beat mojok

Suzuki Nex dan Honda Beat Generasi Pertama, Mana yang Lebih Layak Dibeli?

4 November 2020
Joshua Oh Joshua: Ternyata Sebuah Film Satire terminal mojok.co

Joshua Oh Joshua: Ternyata Sebuah Film Satire

27 September 2021
5 Makanan Khas Kabupaten Brebes yang Menggoyang Lidah

Melihat Kemiskinan Ekstrem Brebes dari Sudut yang Lain

28 Februari 2023
Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

28 Maret 2025
Karyawan yang Terkena PHK: Dianggap Tidak Kompeten dan Sulit Dapat Pekerjaan Baru

Stereotipe Karyawan yang Terkena PHK: Tidak Kompeten dan Sulit Dapat Pekerjaan Baru

29 Mei 2023
Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

2 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

The Victoria Hotel Jogja, Hotel Ramah Anak yang Membuat Liburan Keluarga Nggak Banyak Drama  (Mojok.co)

The Victoria Hotel Jogja, Hotel Ramah Anak yang Membuat Liburan Keluarga Nggak Banyak Drama  

26 Juni 2025
Organisasi Kampus dan Budaya Sok Sibuk yang Menyebalkan dari Anggotanya, padahal Menghasilkan Sesuatu Saja Tidak

Organisasi Kampus dan Budaya Sok Sibuk yang Menyebalkan dari Anggotanya, padahal Menghasilkan Sesuatu Saja Tidak

26 Juni 2025
Penderitaan Paling Berat Mahasiswa Abadi Adalah Kesepian, Bukan Malu atau Susah Lulus Mojok.co

Penderitaan Paling Berat Mahasiswa Abadi Adalah Kesepian, Bukan Malu atau Susah Lulus

20 Juni 2025
Kalau Luwak White Koffie Ikut Jualan Gerobakan, Kelar Itu Nescafé!

Kalau Luwak White Koffie Ikut Jualan Gerobakan, Kelar Itu Nescafé!

22 Juni 2025
Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

26 Juni 2025
Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

21 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=XDExnIZaM7s

DARI MOJOK

  • Bandara YIA Kulon Progo Ternyata Bukan Solusi Bijak karena Banyak Orang Jogja Tidak Bahagia. Apakah Kini Saatnya Membangun Bandara Baru?
  • Kasta Merek Koyo, Salonpas Kemasan Putih Tetap Paling Juara
  • Demi Turuti Anak Jadi Sarjana Orangtua Rela Hidup dalam Pura-pura, Pura-pura Sanggup Bayar UKT dan Sembunyikan Banyak Kepedihan
  • Orang Masih Bertahan di Jogja Tak Melulu karena Nyaman, tapi Bisa Jadi karena Nggak Punya Pilihan Lagi
  • Pengendara Motor Plat K: Pekerja Keras yang Temukan Jalan Pulang dan Pelajaran Berharga dari Rusaknya Jalanan
  • Biasa Titip Motor di Penitipan Terminal, Sekali Inapkan Motor di Parkiran Stasiun Langsung Nyesel Berhari-hari karena Tarif Inap

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »