Mio karbu sedang naik daun. Fenomena restorasi motor yang ramai beberapa tahun menjadikan motor lawas yang sudah tak terdeteksi radar kembali mengaspal dan jadi primadona. Dan Mio karbu jadi salah satu motor yang diincar.
Gara-gara itulah harga bekas Yamaha mio karbu naik. Sekitar 3 tahun lalu, saya sempat mengecek harga motor tersebut di Facebook marketplace, masih bisa dapat 5 jutaan. Sekarang, jangan harap. Kamu dapat harga 7 juta saja sudah bagus. Kalau kondisinya masih istimewa, harga tersebut jadi amat worth it.
Cuma, saya masih merasa bingung dengan ini semua. Okelah jika direstorasi dan dimodif, memang Mio karbu jadi keliatan keren. Tapi, apa yang bikin istimewa selain look?
Tidak disangka, dua bulan lalu kakak saya penasaran dengan motor ini, dan membeli motor ini. Kondisinya sih, pajak mati. Tetapi untuk mesin dan bodi, masih amat kinyis-kinyis. Tapi karena cuman modal penasaran, akhirnya Kakak saya bosan dan menyerahkan Yamaha Mio Karbu 2011 ini.
Lewat pengalaman saya menggunakan motor ini sekian waktu, saya akan membagikan apa kelebihan dan kekurangan motor lawas yang sedang naik daun ini.
Kelebihan Yamaha Mio Karbu
Kelebihan yang paling terlihat adalah dari sektor desain Yamaha mio karbu ini yang ganteng. Mulai dari keluaran pertama hingga terakhir, Mio selalu punya desain yang ciamik. Bahkan menurut saya rival dari motor ini desainnya kalah ganteng. Tidak bosan rasanya untuk memandang motor ini terus menerus.
Bentuk yang ramping sekaligus kecil adalah nilai plus bagi saya. Memodifikasi motor ni juga kelewat mudah, pake aliran apa saja, pasti cocok.
Posisi berkendara pada motor ini juga enak, tidak terlalu tinggi. Ya kayak ibarat nyetir mobil sedan gitu, agak tenggelam, apalagi buat saya yang tingginya 172 cm. Tapi nggak mengganggu sih, masih nyaman. Saya sudah pernah pakai motor ini Solo-Jogja PP. Nggak bikin capek, dan tenaganya lumayan. Meski hanya 115 cc, tapi motor ini amat gesit dan berani diadu di trek lurus.
Selain itu sparepart dari motor ini melimpah, mau yang original atau aftermarkert gampang untuk dicari. Beberapa minggu lalu, saya mencari cover headlamp dan beberapa bagian body untuk motor ini, ternyata mudah banget untuk mendapatkannya. Ditambah kalau ada trouble dari motor ini banyak bengkel yang bisa menanganinya.
Kekurangan
Tidak adil rasanya hanya membahas kelebihannya saja. Mio karbu ini, sebagus apa pun review orang, tetap ada kekurangan.
Kekurangan Yamaha Mio karbu yang paling terasa adalah nggak bisa diajak satset. Sebab, motor ini butuh dipanasi dalam waktu yang lama. Kalau motor sekarang kan cukup 30 detik-1 menit. Nah, karena motor ini pakai mesin jenis lama, nggak cukup tuh dipanasin hanya 30 detik. Kagak panas itu mah. Jelas brebet dipake jalan.
Konsumsi BBM Mio karbu terkenal boros. Motor ini memang tak pernah jadi sahabat terbaik untuk kaum dompet tipis. Apalagi yang mesinnya dioprek. Standar aja boros, apalagi doprek.
Selain bensinnya boros, Mio karbu juga terkenal sebagai vampir oli. Suhu mesin Mio yang mudah meningkat jadi jelas boros oli. Tapi ya nggak begitu mengganggu sih, bedanya cuman berapa ketimbang motor matic lain. Buat yang nggak biasa ganti oli, ya kerasa mengganggu banget sih.
Bagi kalian yang pengin terjun ke dunia “motor tua”, Mio karbu bisa dilirik sih. Desain ganteng, harian nyaman, meski agak boros, saya yakin masih layak lah untuk dipertimbangkan. Jadi, kapan mau nendang pintu biar dibeliin Mio karbu?
Penulis: Imanuel Joseph Phanata
Editor: Rizky Prasetya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.