Tidak pernah terbayang sebelumnya, saya harus rawat inap di rumah sakit selama seminggu. Saya menggunakan layanan BPJS Kelas 3, itu mengapa saya dirawat di ruangan bersama dengan pasien yang lain. Awalnya saya merasa terganggu karena lalu-lalang orang yang membesuk pasien lain. Namun, lama kelamaan saya merasa nyaman karena ada teman. Setidaknya hari-hari di rumah sakit, terutama di malam hari, jadi tidak begitu menakutkan.
Perasaan nyaman itu ternyata tidak saya rasakan sendiri. Ibu saya yang menemani selama rawat inap juga merasakan hal yang sama. Kami jadi tidak begitu kesepian.
Daftar Isi
#1 Jadi kenal pasien dan keluarga pasien sebelah
Menjadi peserta BPJS kelas 3 membuat saya dan ibu (yang menemani saya di rawat inap) menjadi kenal dengan pasien di sebelah kasur saya. Meskipun awalnya canggung tidak ada obrolan, tapi waktu (dan mungkin kesamaan nasib) membuat keluarga saya dan keluarga pasien lain membangun sebuah percakapan. Mulai dari menanyakan alamat tempat tinggal sampai keluhan dari pasien yang dirawat. Dari situ mulailah terbangun keakraban antara sesama keluarga pasien termasuk pasien meskipun terbilang singkat.
Awalnya saya berpikir jika dirawat di ruangan rawat inap sendirian pasti akan tenang dan leluasa. Namun, saya kembali berpikir meskipun lebih tenang dan leluasa pasti akan kesepian juga. Nyatanya dirawat inap BPJS kelas 3 tidak semenyedihkan itu jika kita bisa membangun kekeluargaan dengan pasien lain meskipun ada risiko tertular penyakit dari pasien yang berbeda.
#2 Bisa meminjam barang atau titip makanan secara bergantian
Salah satu keuntungan menginap di ruangan BPJS kelas 3 bisa meminjam barang seperti sajadah apabila lupa membawa seperti yang ibu saya lakukan. Begitu pula sebaliknya, keluarga pasien lain atau pasien juga bisa meminjam barang yang urgen atau sekadar meminta air untuk minum.
Selain meminjam barang, kami juga bisa bergantian untuk menitip membeli makanan yang biasanya selalu ada di depan rumah sakit. Entah itu menitip membeli bubur, makanan ringan, atau membeli keperluan lain. Kami pun sering makan bersama jika makanan sudah datang, layaknya seperti keluarga di rumah.
#3 Merasa kehilangan jika pasien di sebelah diperbolehkan pulang duluan
Hal yang bikin saya was-was ketika pasien di sebelah saya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, sementara saya masih harus tinggal di kasur rumah sakit. Ingin rasanya pulang bersama karena saya akan kehilangan satu “keluarga” yang hampir tiap hari selalu berbincang.
Jika ada pasien lain di sebelah rasanya cukup tenang terlebih saat waktu sudah memasuki malam hari. Adanya pasien lain membuat suasana menjadi tidak sepi mengingat banyak “cerita aneh” di rumah sakit. Jika di ruangan rawat inap hanya sendirian, tentu saat malam hari suasananya pasti sepi dan bikin takut dengan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan.
Itulah beberapa hal yang saya rasakan ketika dirawat di rumah sakit BPJS kelas 3. Meskipun dirawat sungguh tidak enak karena harus diinfus dan makan makanan rumah sakit, namun di baliknya ada sebuah kekeluargaan yang terjalin meskipun hanya beberapa hari.
Penulis: Erfransdo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Punya Rumah Dekat Kos Putri Itu Menderita, tapi Banyak Orang Nggak Menyadarinya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.