Ketika pertama kali mendengar kata Kecamatan Sokaraja Banyumas, yang sering diingat pasti kuliner soto Sokaraja dan getuk goreng saja. Padahal sebenarnya selain kuliner, Sokaraja juga punya andalan lain yang tidak kalah menariknya. Hanya saja, kulinernya memang begitu ikonik, hingga orang-orang lupa bahwa suatu kota jelas lebih dari sepiring makanan.
Tapi, okelah, memang tidak bisa membahas Sokaraja tanpa membahas dua kuliner andalan mereka, yaitu soto Sokaraja dan getuk goreng. Jadi, mari kita bahas ini dulu.
Soto Sokaraja, bagi kalian yang belum tahu, adalah menggunakan sambal kacang sebagai sambalnya, lalu ketupat, tauge, daun bawang, daging sapi atau suwiran daging ayam, dan kerupuk warna-warni.
Bosan dengan soto Sokaraja? Tinggal mampir ke Getuk Goreng Asli Haji Tohirin (Sanpirngad) yang berada di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Sokaraja. Getuk yang sudah ada sejak tahun 1918 itu mempunyai tiga varian rasa getuk goreng; seperti gula jawa, cokelat, dan durian.
Namun, seperti yang sudah saya bilang di awal, Sokaraja Banyumas tak hanya tentang soto dan getuk. Bagi kalian yang ingin berkunjung ke Sokaraja, tapi tak tahu apa saja yang khas di sana, entah landmark atau hal yang terkenal, ini saya beri daftarnya.
Daftar Isi
Rumah Batik Anto Djamil
Sokaraja Banyumas punya batik Anto Djamil yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan batik Jogja maupun batik Solo. Rumah Batik Anto Djamil ini berdiri sejak tahun 2006 oleh Anto Djamil sendiri. Batik yang dijual berupa batik Banyumasan yang pakemnya dari hitam sogan yang tajam dan tegas tapi motifnya sederhana. Misalnya motif Lumbon yang menggambarkan daun talas bertangkai tunggal yang memiliki makna bahwa orang Banyumas bisa bersosialisasi atau beradaptasi dengan baik tanpa membeda-bedakan orang.
Selain batik Banyumasan, Rumah Batik Anto Djamil juga menjual batik cap; baik cap malam maupun cap print dan batik tulis; baik semi-tulis maupun full-tulis. Meskipun masuk ke lokasi rumah galerinya harus blusukan ke gang kecil di Sokaraja, tetap membuat Rumah Batik Anto Djamil ramai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin berburu batik.
Depo Pelita, toserbanya Sokaraja
Bisa dibilang Depo Pelita adalah semacam gabungan antara Electronic City, Mitra10, Az.ko, dan Informa tapi versi kearifan Sokaraja Banyumas. Dulu Depo Pelita pertama kali buka dengan nama Pelita Sokaraja di Jalan Jenderal Sudirman No. 724, Sokaraja. Awalnya hanya menjual barang elektronik dan bahan bangunan saja. Lalu seiring berjalannya waktu Pelita mulai ramai dikunjungi tidak hanya oleh orang Sokaraja maupun Purwokerto dan Banyumas saja. Tetapi juga daerah tetangga seperti Banjarnegara dan Purbalingga.
Kemudian pada 2006, Pelita membuka cabang baru di Jl. Menteri Supeno No.10 Sokaraja dengan nama Depo Pelita. Sekarang barang-barang yang dijual di Depo Pelita tidak hanya barang elektronik dan bahan bangunan saja. Namanya saja toserba, semua ada. You name it, Depo Pelita have it.
Bahkan Depo Pelita juga punya waterpark bernama Depo Bay Waterpark yang berada di dalam kawasan Depo Pelita. Selain itu, Depo Pelita juga membuka cabang di kota lain seperti Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Seni lukis Sokaraja: sempat berjaya pada masanya
Dulu Sokaraja Banyumas sempat berjaya lewat industri seni lukis pada tahun 1960-an hingga 1980-an. Bahkan Sokaraja sempat menjadi pusat galeri lukisan terpanjang di Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Seni lukis Sokaraja juga menjadi saksi kehadiran pelukis Sokaraja yang lahir dan berkontribusi pada dunia seni lukis. Pelukis Sokaraja menorehkan ekspresi mereka melalui lukisan bergaya Mooi Indie yang indah dan elok.
Mooi Indie adalah aliran seni lukis yang berkembang pada abad ke-19 memperlihatkan keindahan Hindia Belanda pada saat itu. Biasanya lukisan Mooi Indie berupa pemandangan sawah, suasana pegunungan, sungai yang mengalir dan keindahan alam lainnya.
Sayangnya kejayaan seni lukis di Sokaraja redup pada 1990-an. Akibatnya, banyak pelukis beralih dari membuat lukisan pemandangan alam ke lukisan latar belakang studio foto. Ada juga pelukis yang berhenti karena harga bahan lukis, terutama cat lukis yang semakin melambung dan perubahan zaman.
Namun, ada juga pelukis yang berusaha melestarikan seni lukis Sokaraja agar tidak punah, salah satunya adalah Zen Ahmad, pelukis asal Sokaraja yang terus berjuang memperkenalkan kembali seni lukis Sokaraja kepada warga Sokaraja. Selain itu, acara Sokaraja Mbigart #3 yang diadakan pada akhir tahun lalu itu bertujuan membangkitkan minat warga terhadap seni rupa, khususnya seni lukis Sokaraja.
Sokaraja Banyumas, memang beneran lebih dari soto dan getuknya. Ia punya potensi, dan sayang rasanya kalau kita sederhanakan dengan kulinernya saja. Jadi, kapan berkunjung?
Penulis: Ana Maria Dian Ayu Sekarsari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tanpa Kecamatan Sokaraja, Banyumas Hanyalah Remah-remah Kue Lebaran. Nggak Menarik Sama Sekali!