ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sragen Itu Bukan Kota Mati, Kota Ini Ramenya Minta Ampun dan yang Utama, Punya Bioskop!

Hanifatul Hijriati oleh Hanifatul Hijriati
1 Juni 2025
A A
Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen

Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Membaca tulisan Mbak Putri Ardila tentang betapa sepinya Sragen, saya menemukan banyak poin yang jujur saja salah dan tidak sesuai fakta. Misal, anggapan Kota Sragen hidup cuma sampai maghrib menurut saya adalah anggapan yang salah dan fatal.

Jika yang dimaksud kehidupan atau kota yang hidup oleh penulis adalah hiruk pikuk warga di malam hari atau toko-toko yang masih buka dan penuh dengan pembeli, saya jadi berpikir jangan-jangan penulisnya ini ke Sragen itu cuma mampir atau sebentar aja.

Jadi saya perlu jelaskan kenapa anggapan dari penulis ini hasil dari ketidaktahuan sama sekali tentang kota Sragen.

Daftar Isi

  • Sragen itu kalau malam masih rame, Bolo!
  • Ngapain juga nongkrong?
  • Please deh, Sragen punya bioskop ya!
  • Slow living tapi bukan berarti tak bising
  • Kalau disebut ramai, mau seramai apa?

Sragen itu kalau malam masih rame, Bolo!

Kalau penulis menganggap Kota Sragen adalah Kecamatan Sragen, dan bilang kalau di atas jam 7 malam sepi, saya yakin penulisnya nggak ke Kota Sragen, tapi kecamatan lain yang masih masuk Kabupaten Sragen.

Kota Sragen ini ya masuk kecamatan Sragen yang diawali setelah kecamatan Masaran. Nah kalau mbak Putri ini beneran masuk ke kota Sragen sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Sragen, toko-toko atau warung makanan dipastikan masih buka. Ya kalau pun menemukan ada yang tutup ya bukan berarti semua warung tutup kan?

Mbak Putri menyebutkan tentang warung mie ayam. Warung mie ayam yang tutup jam segitu ini bisa beberapa kemungkinan. Karena emang udah abis aja. Ya kalo abis mosok dipaksa jualan. Kemungkinan lain ya yang punya warung nggak buka warung karena ada kepentingan pribadi.

Itu sebenernya hal yang lumrah. Ya mosok satu warung tutup terus dianggap nggak ada warung makan buka di Sragen. Nggak betul ini.

Ngapain juga nongkrong?

Masalah warung makan, cobalah mbaknya ke arah jalur Alun-alun Kota. Di sana warung makan atau food court bertebaran sampai malam. Iya sampai malam. Atau mau ke kafe kekinian yang tersebar di beberapa titik di kota Sragen. Ya coba dong dijelajahi tiap sudut kota.

Dalam artikelnya mbak Putri juga disebut tak ada yang nongkrong di Sragen pada pukul tujuh malam ke atas. Ya yang dimaksud nongkrong di sini ngapain mbak? Mau bahas politik atau mau bahas bikin Ormas? Ya mending dibahas di dalam ruangan to? Kalau duduk-duduk di angkringan sambil menyantap jajanan hik ya jelas masih ada. Kalo nongkrong nggak ngapa-ngapain ya buat apa coba?

Kalaupun ada sekumpulan orang pastinya milih ke spot macam angkringan ataupun kafe kekinian. Oh iya, Mbak, perlu juga jalan-jalan ke arah Alun-alun Sragen. Nah di sana banyak orang dewasa sampai keluarga yang sekadar jalan-jalan, foto bersama atau ya duduk-duduk aja gitu. Kalo mbaknya ndak nemu, saya curiga jangan-jangan mbaknya pas hujan deras ke Sragennya.

Please deh, Sragen punya bioskop ya!

DI artikel yang ditulis oleh mbak Putri disebut Kota Sragen ini tidak punya mall dan bioskop. Nah yang dimaksud mbaknya ini apa mall sekelas Mall of Indonesia atau mall macam Blok M Plaza gitu?

Nah, kalau mall yang dicari kayak gitu, ya salah tempat. Mbaknya harusnya membandingkan dengan kabupaten lain yang masih tetanggaan sama Sragen. Jangan membandingkan dengan yang di Jakarta.

Beberapa toko retail besar itu banyak lho di Sragen dan jam tujuh malam masih buka dan ramai. Selain ada Luwes, juga ada Mitra dan beberapa retail sepatu sampai fashion. Toko retail itu juga menyediakan macam games yang jelas nggak segede MOI lah. Tapi sudah sangat proper untuk dijual ke warga Sragen.

Memang bukan mall, tapi retail ini sudah pas untuk warga Sragen Kota untuk mencari hiburan. Kalau mau ke Game Zone ya tinggal ke Solo yang nggak jauh-jauh amat.

Nah, masalah bioskop ini perlu diluruskan. Di Kota Sragen itu sudah punya Cineplex sendiri. Iya, sudah punya bioskop! Jangan salah, bioskop ini pun difasilitasi dengan foodcourt yang fancy dengan gaya modern banget. Ada dua lantai dan foodcourt ini rame apalagi mnejelang film diputar.

Tentu saja kebaruan film nggak kayak bioskop di Solo. Tapi kota level kabupaten mana sih yang punya bioskop? Cobalah jalan-jalan ke Karanganyar atau Wonogiri sebagai kabupaten tetangga yang nggak punya bioskop. Jadi, dengan mengatakan Sragen nggak punya bioskop adalah kesalahan fatal.

Slow living tapi bukan berarti tak bising

Jika menganggap slow living adalah sebagai bentuk kewajiban karena nggak ada opsi lain, tampaknya ada yang perlu saya luruskan lagi. Kota Sragen ini di pagi hari sudah penuh dengan hiruk pikuk warga yang mau sekolah sampai berjualan di pasar. Titik kemacetan udah bikin cukup frustrasi yang jelas levelnya masih seperempatnya dari warga Jabodetabek. Dengan keadaan ini bilang kota ini memegang prinsip slow living ya nggak juga. Kita juga terburu-buru.

Toko-toko, warung makan sampai SPBU yang buka 24 jam itu juga mengejar untung berupa rupiah. Setiap toko, kafe sampai berbagai macam warung jelas mengejar pundi pundi keuangan demi memenuhi kebutuhan hidup yang makin mahal.

Nah, kalau mau slow living beneran, bisa coba ke wilayah lain di luar Kecamatan Sragen yang mana kesunyian masih benar-benar menjadi sahabat yang begitu dekat. Sragen ini punya 20 kecamatan. Sebagian kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Sragen yang mungkin dikira masih masuk Kota Sragen. Di kecamatan-kecamatan ini tidak mengherankan jika beberapa toko sudah tutup, areal persawahan terbentang dan kesunyian jadi semacam kawan dekat.

Kalau disebut ramai, mau seramai apa?

Kalau dengan titik keramaian Kota Sragen yang sudah ada saat ini masih dianggap sepi dan tak hidup pula, memang yang disebut ramai itu kayak apa? Lagi-kagi jika perbandingannya dengan kota di Jabodetabek, ya jelas kota Sragen masuk kategori sunyi senyap.

Tapi bukannya kondisi kota di setiap kabupaten ini tak jauh beda to? Lagipula kota sekelas kabupaten dikatakan ramai itu seperti apa? Apa harus diputar music 24 jam di alun-alun kota, atau harus ada kerumunan orang banyak yang pulang kerja malam-malam layaknya Jakarta?

Kota setingkat kabupaten memiliki ritme kesibukannya yang tentu nggak sama dengan Jabodetabek. Kebutuhan jam kerja yang juga berbeda. Pada titik tertentu akan mudah ditemui pekerja pabrik yang memiliki mobilitas kerja malam hari tapi pada titik tertentu suatu wilayah sepi dan sunyi. Ya lumrah to?

Lagian kalo setiap sudut kota itu bising, penuh keramaian, kapan bisa menemui kesunyian untuk menulis artikel di Terminal Mojok? Ya to?

Penulis: Hanifatul Hijriati
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2025 oleh

Tags: kecamatan sragenkota matikota sragensragen
Hanifatul Hijriati

Hanifatul Hijriati

Seorang guru SMA yang suka ngopi.

ArtikelTerkait

Jalan Gabugan-Sumberlawang, Jalan Paling Dibutuhkan Sekaligus Meresahkan di Sragen Mojok.co

Jalan Gabugan-Sumberlawang, Jalan Paling Dibutuhkan Sekaligus Meresahkan di Sragen

17 Januari 2025
Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa

Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa

13 Mei 2025
Gemolong, Kecamatan Terbesar Kedua di Sragen yang Kini Menjelma Menjadi Kota yang Proper

Gemolong, Kecamatan Terbesar Kedua di Sragen yang Kini Menjelma Menjadi Kota yang Proper

2 Oktober 2023
Jalan Solo Purwodadi Siang Memanjakan, Malam Mengancam (Unsplash)

Jalan Solo Purwodadi Dulu Hancur, Kini Lebar dan Aspalnya Halus tapi Justru Menjebak Sekaligus Berbahaya di Kala Malam

22 April 2024
bus rute jakarta-sragen

3 Rekomendasi Bus Rute Jakarta-Sragen buat Kalian yang Pengin Mudik

24 Desember 2021
3 Makanan Tradisional Khas Kotagede yang Mulai Meredup Terminal Mojok

Kotagede Jogja: Dulu Pusat Pemerintahan, Kini Kota Mati

12 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Balada Perempuan Penghuni Jogja Selatan, Gerak Dikit Kena Catcalling Orang Aneh, Ketenangan Itu Hanya Hoaks!

Balada Perempuan Penghuni Jogja Selatan, Gerak Dikit Kena Catcalling Orang Aneh, Ketenangan Itu Hanya Hoaks!

Simpang Lima Gumul, Tempat Jahanam yang Kini Jadi Ikon Kebangaan Warga Kediri Mojok.co kabupaten kediri kediri kuno kini

Kediri Kuno Kini, Festival Rakyat yang Cuma Bikin Warga Trauma dan Kecewa Tiap Tahun

3 Hal yang Biasa Saja di Toraja, tetapi Tidak Lumrah di Makassar

3 Hal yang Biasa Saja di Toraja, tetapi Tidak Lumrah di Makassar

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

5 Juni 2025
Unek-unek Barista yang Tidak Tersampaikan ke Pelanggan Kafe yang Kurang Peka Mojok.co

Unek-unek Barista yang Tidak Tersampaikan ke Pelanggan Kafe yang Kurang Peka

6 Juni 2025
Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah Mojok.co

Sisi Baik Kuliah di ISI Jogja, Kampus Seni Terbaik dengan Banyak Kelebihan yang Menyertai

4 Juni 2025
Kabupaten Pati: Dulu Pusat Semesta, Kini Cuma Jadi Penonton Tetangga yang Makin Maju. Kabupaten Lain Berbenah, Pati Makin Ora Nggenah!

Kabupaten Pati: Dulu Pusat Semesta, Kini Cuma Jadi Penonton Tetangga yang Makin Maju. Kabupaten Lain Berbenah, Pati Makin Ora Nggenah!

7 Juni 2025
Selo Boyolali, Tempat Orang Tulus Bermukim kabupaten boyolali

4 Hal yang Harus Kalian Pahami sebelum Berwisata ke Kabupaten Boyolali, yang Jelas, Bawa Baju Hangat!

3 Juni 2025
Indomaret Point Coffee Jual Menu Gaib: Mending Benahi Distribusi sebelum Launching Menu Baru!

Indomaret Point Coffee Jual Menu Gaib: Mending Benahi Distribusi sebelum Launching Menu Baru!

3 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Serba Salah Mahasiswa Hadapi Dosen Tua Kolot: Bikin Tugas Bagus Dituduh Plagiat kalau Jelek Dicap Goblok, Cuma Mau Benar Sendiri
  • Pengalaman Pertama Naik Bus di Terminal Bungurasih Masih Menakutkan karena Calo, tapi Masih Ada yang Lebih Seram dari Itu
  • Sombong Bisa Kuliah di Jurusan Akreditasi A ITS Surabaya, Kini Menyesal karena Susah Lulusanya: Nyesek Teman Seangkatan Sudah jadi Dosen
  • Netflix Hadirkan Losmen Bu Broto: Wulan Guritno Datang dengan Cinta yang Pelik
  • Rute Baru TransJakarta Blok M-Bogor: Game Changer Transportasi Umum Jabodetabek dan Memanjakan Para Pekerja Keras yang Setiap Hari Menderita dalam Pop Culture Skena Commuter KRL
  • 3 Tips Bertahan Hidup di Ciputat Tangsel Rp2 Juta Sebulan, Kawasan Jujugan Mahasiswa dan Pekerja yang Biaya Hidupnya Supermahal

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »