ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

TikTok Membuncahkan Lagi Hasrat Joget Bollywood yang Terpendam

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
16 Januari 2021
A A
TikTok Membuncahkan Lagi Hasrat Joget Bollywood yang Terpendam terminal mojok.co

TikTok Membuncahkan Lagi Hasrat Joget Bollywood yang Terpendam terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Popularitas TikTok di Indonesia memang punya akar sejarah yang panjang, terutama sejak permulaan abad milenium Indosiar menayangkan beragam film India yang lebih akrab disebut Bollywood. Pada masa itu barangkali menonton Bollywood, lalu baper nyanyi nari bisa di-bully sampai pagi. Kini tidak lagi, perusahaan ByteDance asal China paham betul soal masa lalu tontonan semua kalangan ini, lalu meluncurkan Doujin a.k.a TikTok di akhir 2016 lalu.

Mungkin tidak banyak lagu soundtrack film India yang jadi latar musik dalam TikTok. Akan tetapi, obsesi lip sync dan gerakan tari sederhana nan singkat sudah terlanjur mengendap lekat-lekat di alam bawah sadar anak kelahiran 90-an dan 2000-an. Lantas popularitas TikTok yang mulai melambung dua tahun belakangan seolah jadi pelumas, memuluskan bangkitnya ingatan-ingatan riang akan tari-tarian dan nyanyian ekspresif yang identik dengan film Bollywood.

Siapa yang bisa lupa dengan musik dan lirik legendaris seperti “humko humise curanmor…” dari film Mohabbatein (2000) yang mungkin menginspirasi para pelaku curanmor. Atau kisah khas pelakor dalam film Chori Chori Chupke Chupke (2001) yang dibintangi Salman Khan (Raj). Bahkan tokoh pelakor yang diperankan Preity Zinta diberi nama Madhubala, seolah menyiratkan bahwa istri yang dimadu justru akan melahirkan bala bencana.

Barangkali maraknya fenomena pelakor di Indonesia ya karena meniru tabiat Si Raj dan Madhubala itu. Judul dan lagu bersejarah lainnya yang nggak kalah tua dan menginspirasi generasi TikTok masa kini misalnya, Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995) dengan lagu “Tujhe Dekha Toh”, Dil To Pagal Hai (1997) dengan lagu “Are Re Are”, Kuch Kuch Hota Hai (1998), Kabhi Khushi Kabhie Gham (2001) dengan lagu “Bole Chudiyan”, Koi…Mil Gaya (2003), Kal Ho Naa Ho (2003) dengan lagu “Pretty Woman”, dan Chalte Chalte (2003) dengan lagu “Suno Na Suno Na”.

Sedikit banyak pola dan plot cerita film-film Bollywood juga sepertinya memengaruhi kecenderungan skenario film dalam negeri. Lihat saja tokoh utama yang nggak jauh-jauh dari Shah Rukh Khan, Salman Khan, Rani Mukerji, Kareena Kapoor, Kajol, Madhuri Dixit, dan Aishwarya Rai. Bandingkan dengan aktor dan artis film Indonesia yang nggak pernah bosan menggunakan jasa Reza Rahadian. Setting lokasi yang sering kali berlatar di luar negeri juga termasuk salah satu kesamaan lain antara film Indonesia dan India.

Selain itu, saya curiga kecintaan anak muda Indonesia dengan K-Pop juga diawali oleh kepuasan yang tidak lagi tersalurkan karena film-film India tidak lagi menyenangkan. Terlebih, bangkitnya girlband dan boyband asal Korea itu menurut saya seolah mengambil pasar penikmat seni yang sama. Dengan koreografi dance dan beat musik yang cenderung cepat dan bikin kaget, usaha K-Pop mengalahkan Bollywood akhirnya membuahkan hasil yang di luar dugaan.

Pada waktu yang sama, perkembangan film India justru beralih pada pure drama tanpa embel-embel musical yang jadi ciri khas Bollywood. Suksesnya film-film adaptasi novel bertema moral, dan ketokohan seperti Slumdog Millionaire (2008) dan Life of Pi (2012), atau komedi edukasi semisal 3 Idiots (2009) dan Hichki (2018), seolah mengalihkan perhatian dunia dari masa jaya cerita cinta dan drama musik ala Bollywood.

Kembali pada booming-nya TikTok di Indonesia, saya kira musik dan gerakan koreografi film India akan segera bangkit jadi nostalgia lewat TikTok, nyatanya tidak. Meskipun demikian, aplikasi yang dikategorikan short-form video ini mematahkan spekulasi miring banyak pengamat media sosial. Pertumbuhan pengguna yang menggila di Indonesia tanpa diduga memunculkan berbagai konten yang lebih beragam.

Mulai dari joget-jogetan singkat mengikuti tren yang lagi meningkat, sampai lucu-lucuan yang bikin ngakak dan malahan nggak jarang absurd bukan kepalang. Bahkan sekarang Instagram isinya video-video TikTok juga. Hal ini bisa dikatakan perlawanan dagang teknologi China mulai membuahkan hasil, merembet memenuhi konten-konten platform media sosial asal Amerika.

Akhirnya, meskipun kejayaan Bollywood tidak lagi mengemuka, dan entah sampai kapan akan muncul kembali ke permukaan. Merebaknya TikTok hari ini saya percaya tidak pernah terputus hubung-kaitannya dengan fenomena drama musik dalam film India. Saya masih menantikan viralnya Chika Chandrika bukan lewat lagu “Papi Chulo”, tetapi mengikuti dendang dan goyang khas artis Bollywood akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an.

BACA JUGA Stereotip Polisi yang Sering Kita Temukan di Film Bollywood dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: bollywoodtiktok
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Overweight demi ibadah dan kemaslahatan umat.

ArtikelTerkait

Konten Prindapan Sebuah Garis Tipis Antara Hiburan dan Hinaan Terminal Mojok

Konten Prindapan: Sebuah Garis Tipis Antara Hiburan dan Hinaan

4 November 2022
Nonton Film di TikTok, Pelarian Ketika Link Film Ilegal Dibasmi Mojok

Nonton Film di TikTok, Pelarian Ketika Link Film Ilegal Dibasmi

2 Januari 2024
Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

5 November 2023
Raja Brawijaya Fokus TikTok ketimbang Isu Kemanusiaan (Anom Harya via Shutterstock.com)

Bukannya Menyuarakan Keadilan tuk Kaum Marjinal, Raja Brawijaya Malah Fokus Main TikTok biar Viral

17 Agustus 2023
Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A dosen muda

Menjadi Dosen Muda Tak Seindah Konten di TikTok!

11 September 2024
Saya Jadi Pengin Tinggal di Jepang Gara-gara FYP TikTok dan Tetangga Nyebelin

Saya Jadi Pengin Tinggal di Jepang Gara-gara FYP TikTok dan Tetangga Nyebelin

19 November 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Nggak Segera Menuntaskan Baca Buku Itu Bukan Dosa Terminal Mojok

Nggak Segera Menuntaskan Baca Buku Itu Bukan Dosa

Apa Jadinya Kalau Karakter dalam Film Avatar Aang Hidup di Jogja Terminal Mojok

Apa Jadinya Kalau Karakter dalam Film Avatar Aang Hidup di Jogja?

Divisi Acara Pantas Dinobatkan sebagai Kasta Tertinggi dalam Kepanitiaan organisasi kampus terminal mojok.co

Ketakwaan sebagai Syarat Masuk Organisasi Kampus Itu Blas Ra Mashok!

Terpopuler Sepekan

Sastra Indonesia UNY, Jurusan yang Aslinya Biasa Saja, tapi Dikemas Luar Biasa oleh Kampus Mojok.co

Sastra Indonesia UNY, Jurusan yang Aslinya Biasa Saja, tapi Dikemas Luar Biasa oleh Kampus

8 Juni 2025
Jurusan Sastra Bisa Kerja di Mana Saja, dan Tersesat Kerja di Mana Saja

Jurusan Sastra Bisa Kerja di Mana Saja, dan Tersesat Kerja di Mana Saja

4 Juni 2025
4 Kebohongan di Fakultas Pertanian Unpad yang Telanjur Dipercaya Mahasiswa

4 Kebohongan di Fakultas Pertanian Unpad yang Telanjur Dipercaya Mahasiswa

4 Juni 2025
Fasilitas UNNES Semakin Lengkap Setelah Saya Jadi Alumni, Jadi Menyesal Lulus Cepat Mojok.co

Fasilitas UNNES Semakin Lengkap Setelah Saya Jadi Alumni, Jadi Menyesal Lulus Cepat 

3 Juni 2025
Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah Mojok.co

Sisi Baik Kuliah di ISI Jogja, Kampus Seni Terbaik dengan Banyak Kelebihan yang Menyertai

4 Juni 2025
4 Hal Tidak Biasa di Situbondo, tetapi Wajar di Bondowoso

4 Hal Tidak Biasa di Situbondo, tetapi Wajar di Bondowoso

3 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Fakultas Ilmu Administrasi UI Menjadi Redflag Gara-gara 3 “Mitos” yang Sudah Jadi Rahasia Umum, Bikin Mahasiswanya Menyesal Kuliah di Sini
  • Ngerinya Kehidupan Desa di Jombang, Harta-Nyawa Bisa Lenyap Kapan Saja
  • Kuliah di Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sungguh Merana, Sudah Habis Puluhan Juta tapi Fasilitas Tidak Ramah Mahasiswa
  • Derita Orang Jawa Timur, Mau Hidup Ayem tapi Kena Cap Jelek karena Ulah Pencak Silat hingga Sound Horeg
  • Serba Salah Mahasiswa Hadapi Dosen Tua Kolot: Bikin Tugas Bagus Dituduh Plagiat kalau Jelek Dicap Goblok, Cuma Mau Benar Sendiri
  • Pengalaman Pertama Naik Bus di Terminal Bungurasih Masih Menakutkan karena Calo, tapi Masih Ada yang Lebih Seram dari Itu

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

OSZAR »